Senin, Februari 21, 2011

Dunia kehidupan sementara

Bertaqwalah kepada Allah! Takutlah akan kepedihan siksaan-Nya serta renungkanlah firman-Nya:
“Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia menipu dirimu, dan jangan (pula) pendusta (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah". (QS. Lukman: 33)
Allah telah memperingatkan dengan tegas akan bahaya dua fitnah yang akan menyebabkan seorang hamba lalai untuk menyiapkan bekal menuju alam yang kekal, dua fitnah ini yaitu fitnah kehidupan dunia dan fitnah tipu daya syaiton.
Betapa banyak kita jumpai di dalam kitabullah peringatan-peringatan tegas terhadap bahaya tertipu kehidupan dunia, ayat-ayat yang menyebutkan rendahnya kehidupan dunia serta cepatnya kehancuran dunia.
Ketahuilah! Dunia merupakan tempat untuk menebus akhirat, tempat mencari bekal menuju surga atau tempat yang akan menjerumuskan manusia kelembah api neraka. Bukan untuk menumpuk harta dan bersenang-senang saja.
Wahai manusia yang terhina mencari dunia, wahai manusia yang tertipu dengan kepalsuan indahnya dunia! Karena apa engkau terhina? Mengapa engkau tertipu kehidupan dunia? Apakah karena kemewahan hidup orang tuamu? Apa karena hartamu yang melimpah? Apakah karena istanamu yang megah? Maka renungkanlah, betapa banyak manusia yang mewarisi harta yang banyak tetapi tidak ada gunanya! Betapa banyak manusia yang tertimpa penyakit yang sangat mengharapkan kesembuhan padahal kehidupan mereka bergelimang dengan harta benda! Apakah mereka merasa bahagia dengan dunia yang telah mereka punya? Tidak! Sekali kali tidak! Akan tetapi dunia hanyalah tempat ujian dan cobaan.
Maka, ketahuilah! Semoga kalian mendapat petunjuk, bukanlah kehidupan dunia serta melimpahnya harta benda sebagai bekal yang harus dipunya, akan tetapi bekal yang paling utama adalah taqwa.

“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa” (QS. Al-Baqarah: 197)
Allah telah mengkhabarkan apa guna sesungguhnya dari harta yaitu sebagai alat untuk membantu menegakkan hak-hak Allah dengan mengerjakan shalat dan juga untuk membantu penegakan hak-hak sesama hamba yaitu dengan menunaikan zakat. Bukan untuk dihambur-hamburkan atau sekedar untuk bersenang-senang saja seperti kehidupan binatang yang tak memikirkan balasan yang akan diterima”
            Ketahuilah bahwasannya Allah I banyak sekali menyebutkan celaan dan ancaman bagi orang-orang yang lebih mementingkan kehidupan dunia yang hina dari pada kehidupan akhirat. Di banyak tempat di dalam kitab-Nya yang mulia, Allah I berfirman:

“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya)”. (QS. An-Naaziat: 37-38)
            Pada zaman sekarang ini, banyak kita jumpai manusia-manusia yang lebih mendahulukan kehidupan dunia dari pada akherat. Mereka menyibukkan diri dalam pergadangan tapi sepi ketika diseru untuk menuju masjid, berbondong-bondong mencari dunia tapi jarang sekali yang pergi menuntut ilmu syar’i, mereka sabar ketika berhadapan dengan kerugian di dunia tetapi keluh kesah menghadapi cobaan dalam ketaatan, mereka marah ketika dikurangi hak-haknya di dunia tetapi tidak peduli ketika ada pencela agama. Ini semua disebabkan kecintaan manusia terhadap dunia secara berlebihan. Mereka tidak lagi memperhatikan antara perintah dan larangan, tidak mau tahu perkara yang dibolehkan dan yang diharamkan. Maka mereka melanggar larangan-larangan Allah U hanya karena menginginkan gemerlapnya kehidupan dunia, mereka terjatuh pada jual beli riba, menipu, curang dan lain sebagainya. 
            Rasulullah r mengkhabarkan bahwa dunia adalah hijau, indah dan sejuk untuk dipandang serta membuat siapa saja tertarik untuk menjamahnya, akan tetapi, beliau memerintahkan agar seseorang takut tertimpa fitnah dunia serta bahaya-bahaya yang ada di dalamnya. Rasulullah r bersabda:

إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ
“Sesungguhnya dunia manis dan hijau menyenangkan, Allah telah menjadikan kalian pemimpin yang memakmurkannya. Maka Allah melihat bagaimana amalan-amalan kalian. Takutlah kalian dari fitnah dunia dan fitnah wanita, karena awal fitnah yang menimpa bani israil adalah pada wanita” (HR. Muslim dan selainnya)
            Apabila kita mau merenung sebentar, apa yang telah kita usahakan dengan susah payah, mengorbankan sebagian besar waktu kita, maka ketahuilah! Kita tidak akan memperoleh apa yang kita usakan kecuali apa yang memang telah Allah I tulis dan tetapkan bahwa itu adalah bagian kita. Akan tetapi kita tidak boleh tenang-tenang saja, kita wajib berusaha untuk mendapatkan apa yang memang telah ditulis dan ditetapkan bagi kita.
            Para sahabat –semoga Allah meridhoi mereka semua– telah memperingatkan bahaya fitnah dunia. Mereka menjauhi yang namanya harta benda kecuali hanya untuk membantu amalan yang mereka kerjakan. Lihatlah bagaimana keadaan sahabat Mush’ab bin Umair, sebelum ia masuk islam, ia adalah pemuda yang paling berkecukupan, segala yang ia minta pasti ia dapatkan, akan tetapi ketika islam telah membelai hati nuraninya maka ia menjadi seorang yang sangat zuhud terhadap kehidupan dunia, ia lebih memilih kehidupan akherat yang mulia dari pada kehidupan dunia yang hina. Baju yang ia gunakan penuh dengan tambalan, padahal dahulu pakaiannya adalah pakaian terbaik yang pernah ada. Bahkan ketika beliau syahid, terbunuh di perang Uhud tidaklah ia mempunyai kain sebagai kafan kecuali kain yang ia kenakan. Kalau kepalanya ditutup akan terbukalah kakinya dan jikalau kakinya yang ditutup maka akan terbukalah kepalanya. Lihatlah! Bagaimana para sahabat Nabi bersikap zuhud terhadap kehidupan dunia? Bagaimana mereka lebih mementingkan kehidupan akherat dari pada dunia? Tidak maukah kita mencontoh mereka, ummat terbaik dari seluruh umat manusia?
Kaum muslimin yang dirahmati Allah.
            Coba renungkan! Bagaimana keadaanmu sekarang! Betapa banyak jalan yang dilapangkan kepadamu untuk mencapai dunia, kekayaan dan harta benda! Akan tetapi, sudah berapa banyak hartamu yang kau gunakan untuk menebus kehidupan akhirat? Apa yang telah kau gunakan untuk mendapatkan kenikmatan-kenikmatan surga? Coba bandingkan! Banyak mana antara harta yang kau punya dengan harta para sahabat yang zuhud dengan dunia? Lalu, apa yang telah kau persembahkan untuk mendapatkan surga? Allah I berfirman:

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka gembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam putus asa”. (QS.Al-An’am: 44)
Apakah kita termasuk orang-orang yang lupa akan peringatan-peringatan Allah I disebabkan kesenangan-kesenangan yang telah diberikan kepada kita? Maka, takutlah kalian kepada siksaan Allah U yang datang tiba-tiba dan tidak disangka-sangka.
Ketahuilah wahai kaum muslimin! Bahwasannya di dalam harta-harta yang kalian punya, dalam kehidupan di dunia terdapat fitnah dan cobaan agar nampak siapakah yang paling baik amalannya bukan untuk berbanyak-banyakan harta. Oleh karena itu, renungilah dan pikirkanlah firman Allah:

“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanya sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”. (QS.Al-Anfal: 28)
Ya! Di dalam harta kalian, anak-anak kalian dan istri-istri yang kalian cintai terdapat fitnah, ujian dan cobaan. Sebagai cobaan agar kelihatan mana di antara manusia yang terbagus amalnya, bukan untuk digunakan bersenang-senang dan dihambur-hamburkan.

Seorang yang hanya mementingkan kesenangan-kesenangan dunia, sibuk mencari harta dan lalai dari urusan agama maka orang seperti ini tidak selamat dari fitnah dunia dan dia termasuk hamba harta, hamba dinar, hamba dirham dan termasuk orang yang celaka:
تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ وَالْخَمِيصَةِ إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ
“Celaka hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba baju dan pakaian, apabila ia diberi ia ridho dan jika tidak diberi ia merasa tidak ridho” (HR.Bukhori dan selainya)
            Wahai manusia! Perhatikanlah sabda Rasulullah di atas! Apakah kita termasuk dari hamba dunia, hamba harta, hamba dinar, dirham dan pakaian sehingga kita termasuk orang-orang yang celaka. Takutlah kalian semua kepada ancaman Rasulullah r, takutlah kepada harta, takutlah kalian terhadap fitnah dunia!
            Ketahuilah! Bahwasannya kalian tidak akan membawa harta-harta kalian ke dalam kubur setelah kematian. Harta yang kau cari dengan susah payah akan kau tinggalkan untuk orang yang masih hidup di dunia. Dan yang ada padamu setelah kematianmu hanyalah perjalanan yang panjang dan hanya ditemani amalan-amalan yang telah engkau kerjakan.
            Lalu, pantaskah kita menjadi manusia rakus yang selalu menimbun harta, mencari kehidupan dunia yang fana, selalu bersusah payah mengejar cita-cita tak berguna, dengan rela mengorbankan agama, menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang tak ada manfaatnya. Ingatlah wahai kaum muslimin, ingatlah! Apa yang kau cari dan apa yang kau punya di dunia pasti akan binasa. Semoga Allah I menyelamatkan kita dari fitnah dunia.


 Setelah kita mengetahui bahwasanya dunia adalah fana, harta yang ada pada kita pasti akan binasa, maka wajib bagi kita untuk segera beramal, segera memperbaiki kesalahan-kesalahan kita, dan juga mengisi waktu yang masih tersisa dari hidup kita dengan amalan-amalan yang dapat menolong kita dari siksa api neraka.
Lalu tahukah kalian apakah kekayaan yang sebenarnya? Kesenangan yang dapat menolong pemiliknya baik di dunia maupun akherat? Yaitu kaya hati yang dipenuhi dengan keimanan. Rasulullah bersabda:
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, akan tetapi kaya sebenarnya adalah kaya hati (HR. Bukhori)
Wahai kaum muslimin! Isilah hari-harimu dengan hal-hal yang berguna, gunakanlah waktumu untuk mengerjakan ibadah-ibadah yang mulia. Ibadah yang jumlahnya lebih dari 70 cabang banyaknya. Karena barangsiapa dapat memanfaatkan waktunya dengan mengerjakan kebaikan maka ia telah mendapatkan keuntungan yang besar. Rasulullah r bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ الْفَرَاغُ وَالصِّحَّةُ
“Dua nikmat yang kebanyakan manusia lalai dari memanfaatkan keduanya yaitu nikmat waktu luang dan nikmat kesehatan. (HR.Bukhari, Tirmidzi dan selainya)
            Lalu, apa yang telah kita kerjakan di waktu luang yang kita punya, apakah bekal yang telah kita siapkan? Apakah berupa amalan kebaikan atau amalan-amalan keburukan yang akan membinasakan? Maka tidaklah pantas bagi kita untuk beramal kecuali amalan-amalan yang dicintai dan diridhai oleh Allah I.
Lalu bagaimana kita menjalani kehidupan dunia ini? Rasulullah r telah mewasiatkan dan memerintahkan agar kita hidup di dunia ibarat orang asing atau seperti musafir serta tidak menunda-nunda dalam beramal. Rasulullah r bersabda:
 
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
“Jadilah engkau hidup di dunia seperti orang asing atau seorang musafir” maka berkatalah Ibnu Umar: “Apabila engkau berada di waktu sore maka janganlah engkau menunda-nundanya sampai besok pagi, dan jikalau engkau di waktu pagi hari maka janganlah engkau menunggu waktu sore, ambilah, gunakanlah kesehatanmu sebelum datang masa sakitmu, masa hidupmu sebelum tiba ajalmu”(HR. Bukhori)
Oleh karena itu sepantasnya bagi kita untuk banyak memohon kepada Allah Y agar dihindarkan dari bahaya fitnah dunia dan kita harus selalu ingat bahwasannya dunia hanyalah tempat ujian dan cobaan yang pasti, tanpa diragukan lagi benar-benar akan binasa.

  وَلاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ اْلعَظِيْمِ

0 komentar:

Posting Komentar