Kamis, November 03, 2011

Biografi Imam Bukhori

Kelahiran dan Masa Kecil Imam Bukhari

Imam Bukhari (semoga Allah merahmatinya) lahir di Bukhara, Uzbekistan, Asia Tengah. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Badrdizbah Al-Ju'fiy Al Bukhari, namun beliau lebih dikenal dengan nama Bukhari. Beliau lahir pada hari Jumat, tepatnya pada tanggal 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M). Kakeknya bernama Bardizbeh, turunan Persi yang masih beragama Zoroaster. Tapi orangtuanya, Mughoerah, telah memeluk Islam di bawah asuhan Al-Yaman el-Ja’fiy. Sebenarnya masa kecil Imam Bukhari penuh dengan keprihatinan. Di samping menjadi anak yatim, juga tidak dapat melihat karena buta (tidak lama setelah lahir, beliau kehilangan penglihatannya tersebut). Ibunya senantiasa berusaha dan berdo'a untuk kesembuhan beliau. Alhamdulillah, dengan izin dan karunia Allah, menjelang usia 10 tahun matanya sembuh secara total.
 
Imam Bukhari adalah ahli hadits yang termasyhur diantara para ahli hadits sejak dulu hingga kini bersama dengan Imam Ahmad, Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah. Bahkan dalam kitab-kitab fiqih dan hadits, hadits-hadits beliau memiliki derajat yang tinggi. Sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits (Pemimpin kaum mukmin dalam hal Ilmu Hadits). Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk kepadanya.

Selasa, November 01, 2011

Menaklukkan Kesulitan dan Tantangan

Secara Umum, kehidupan tidak akan pernah lepas dari tantangan dan kesulitan. Ujian dan tantangan akan datang silih berganti. Tetapi, dibalik setiap ujian dan tantangan tersembunyi kesuksesan dan kebahagiaaan yang besar.
Menjalani hidup tidak sekedar apa adanya, hidup memilik i tujuan. Allah tidak  menciptakan semua makhluk yang ada di muka bumi dengan sia-sia atau hanya sekedar hidup dan menikmati segala fasilitas duniawi yang Allah sediakan. Akan tetapi, kehidupan setiap manusia adalah sebuah perjalanan menuju satu tujuan mulia.
            Tujuan yang ingin dicapai setiap orang sudah jelas, yaitu kebahagiaan didunia dan akhirat. Karena tujuan itulah, Allah menyediakan berbagai macam kenikmatan, seperti umur panjang, harta benda dan kekayaan, anak dan istri yang setia menemani dan lain sebagainya sebagai fasilitas untuk mencapai tujuan itu.