Sabtu, Oktober 29, 2011

10 Penghalang Terkabulkannya Doa

Syaqiq bin Ibrahim berkata: “Bahwa Ibrahim bin Adham pernah melewati sebuah pasar di kota Basrah, lalu orang-orang mengerumuninya dan bertanya: “Wahai Abu Ishaq, Allah berfirman di dalam Kitab Suci Al quran : “Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan doamu”. Sementara kami selalu berdoa semenjak lama, tapi tidak kunjung dikabulkan.”
            Lalu Ibrahim berkata: “Wahai penduduk Basrah, hati kalian sudah mati dalam 10 hal :
Pertama : kalian mengenal Allah, tetapi tidak mau menunaikan haknya.
Kedua : kalian membaca kitab Allah, tetapi tidak mau mengamalkannya.
Ketiga : kalian mengaku mencintai Rasulullah, tetapi kalian meninggalkan sunnahnya
Keempat : kalian mengaku bermusuhan dengan setan, tetapi kalian akur dengannya.
Kelima : kalian mengatakan cinta kepada surga, tetapi tidak mau beramal untuk menuju ke sana.

Kamis, Oktober 27, 2011

6 Tips Memperbaiki Hati



Syaqiq bin Ibrahim berkata : "Keshalihan hati seseorang akan sempurna dengan adanya 6 (enam) hal :


1.  Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan takut pada 
     ancaman-Nya


2.  Husnu Zhan (berbaik sangka) kepada sesama kaum muslim


3.  Sibuk dengan aib sendiri, sehingga tidak sempat memperhatikan 
     aib orang lain


4. Menutupi aib saudaranya dan tidak mempublikasikannya dengan 
    harapan agar ia mau meninggalkan maksiat dan memperbaiki 
    perilakunya yang tidak baik.


5. Menganggap besar kekurangan yang ada pada amalnya dengan 
    harapan ia termotivasi untuk meningkatkannya.


6. Berteman dengan teman yang berperangai baik.

Tips Sukses Berbicara di depan Umum

Memang benar bahwa tindakan dan keteladanan yang beik memiliki pengaruh yang kuat terhadap orang lain. Akan tetapi ada banyak hal yang tidak bisa dikomunikasikan dengan tindakan verbal, melainkan harus melalui ucapan atau tulisan. Dengan demikian, pidato, ceramah, khutbah dan sejenisnya memikiki peran yang strategis di dalam kehidupan kita. Sehingga penguasaan terhadap skill berkomunikasi lisan semacam ini merupakan suatu keharusan bagi seorang yang memiliki idealisme, utamanya bagi para da'i yang mengemban misi dakwah islam.

Catatan Penting Seputar Berbicara di Muka Umum


  1.  Manakah yang lebih baik, berbicara dengan teks atau tanpa teks ?

Dalam hal ini ada pro dan kontra, namun di lapangan kita melihat para pembicara tampil dengan empat model berikut ini :
          a. Ada yang tampil secara spontanitas dan berimprovisasi tanpa teks. Kemudian mengalami ketidak lancaran di dalam berbicara, memperpanjang topik secara tidak proporsional, mengulang kata-kata secara menyolok atau mengutip ayat alquran dan hadits secara gegabah.
          b. Ada yang tampil dengan membaca teks secara monoton, dengan intonisasi yang datar dari awal sampai akhir. Hal ini tentu saja membuat audien merasa jemu dan mengantuk.
          c. Ada yang tampil dengan membawa teks, namun ia membacanya dengan penuh penghayatan dan mengucapkan setiap kata secara ekspresif. Hal ini tentu saja merangsang otak untuk turut berfikir dan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap emosi dan perasaan audien.
         d. Ada yang berbicara secara lepas dan spontanitas untuk ungkapan-ungkapan yang umum. Namun untuk ayat-ayat Al Quran, Hadits Nabi dan kutipan-kutipan pendapat atau statemen para Ulama atau tokoh tertentu, ia membaca dari catatan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Pada Umumnya seorang pembicara jika ia tampil dengan model ketiga atau ke empat, mereka akan tampil lebih baik. Memang ada juga seorang yang mampu berbicara tanpa teks dengan baik, bahkan ia menjadi orator ulung, tanpa ada cacat yang biasa dialami para membicara pada umumnya. Namun orang semacam ini termasuk makhluk langka.

Anak Yang Selalu Menasehati Ayahnya

Suatu hari Umar bin Abdul Aziz duduk bersama rakyatnya (untuk melayani kebutuhan mereka). Lalu pada tengah hari ia merasa kesal, lelah dan lesu. Ia berkata kepada khalayak : "Tempatlah di tempat kalian, tunggulah sampai aku kembali." Lalu ia masuk untuk istirahat sejenak. Namun tiba-tiba putranya, Abdul Malik datang dan bertanya tentang keberadaan ayahnya. Mereka mengatakan ayahnya sudah masuk. Kemudian ia meminta izin untuk menemuinya, iapun diizinkan. Ketika masuk ia berkata : "Wahai Amirul Mukminin, Apa yang membuat anda masuk ?" " Aku ingin istirahat sejenak" jawabnya. Abdul Malik, Anaknyapun berkata : "Apa anda yakin bahwa maut tidak menjemput anda, ketika rakyat anda menunggu di depan pintu sementara anda menutup diri dari mereka ?" Seketika itu Umar pun bangkit dan keluar menemui rakyatnya.

Rabu, Oktober 26, 2011

Kengerian Siksa Neraka


Telah kita ketahui bersama bahwasannya Allah sebagai pencipta seluruh alam semesta tidak membiarkan manusia sia-sia begitu saja hidup tanpa aturan, tanpa dibalas amalan-amalan yang telah mereka kerjakan. Akan tetapi Allah mengutus kepada mereka seorang Rasul yang memperingatkan manusia dari siksaan neraka serta memberikan kabar gembira dengan surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Lalu, apakah semua bani Adam mengimani Rasul yang telah Allah utus tersebut? Tidak! bahkan kebanyakan manusia ingkar. Manusia yang ingkar dan mendustakan para utusan Allah tersebut telah diancam akan mendapatkan siksaan yang sangat pedih berupa neraka yang menyala-nyala.
Sifat-sifat neraka yang Allah siapkan bagi para penentang Rasul-Nya, yang Allah sediakan bagi orang-orang yang selalu berlumuran dengan dosa, sangatlah banyak disebutkan, baik dalam Al-Quran maupun As-Sunnah As-Shohihah.
Di antara sifat-sifat neraka tersebut yaitu:

Tingkatan dalam Mengingkari Kemungkaran


            Agama islam merupakan agama yang sangat sempurna, semua permasalahan-permasalahan manusia telah dijelaskan di dalam islam, dari perkara yang terkecil terlebih lagi perkara besar. Termasuk urusan yang ada serta disebutkan tentang tata caranya adalah tentang permasalahan Ingkarul munkar, mengingkari suatu kemungkaran. Maka di dalam mengingkari kemungkaran terdapat beberapa marotib atau tingkatan-tingkatan dalam menyampaikannya, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً، فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ
"Barangsiapa menyaksikan suatu kemungkaran maka hendaklah ia merubah dengan tangannya, apabila dia tidak mampu maka dengan lisannya dan jika tidak mampu juga maka wajib mengingkari dengan hatinya dan ini merupakan selemah-lemahnya iman (HR. Muslim)

Kiat Sukses Menjadi Muslim Yang Kokoh


Akibat lemahnya kaum muslimin
Sering kita jumpai pada zaman yang sudah renta ini seorang yang mengaku muslim, tetapi muslimnya hanya sebatas pengakuan lisan atau sekedar tulisan "islam" yang tertera di KTP-nya saja. Pada hakikatnya ia jauh dari nilai-nilai keislaman yang sebenarnya, shalat wajib jarang dilaksanakan bahkan ada juga yang shalatnya hanya 2 kali dalam setahun yaitu shalat hari raya idhul fitri dan idhul adzha saja, apalagi akhlaknya jauh dari panutan kita yaitu Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam, dalam pergaulan sehari-hari pun isinya hanya menyianyiakan waktu dan menghambur-hamburkan harta. Mungkin ini gambaran yang pas untuk muslim yang tidak kokoh dalam beragama.
Maka dampak yang ditimbulkan yang paling besar menimpa kaum muslimin adalah terjadinya kelemahan dan kehinaan pada mereka. Hal ini disebabkan karena mereka telah terjangkit penyakit ganas yang sulit diobati yaitu penyakit "wahn", cinta dunia dan takut mati sehingga mereka tidak berdaya di hadapan musuh-musuh mereka. Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda:

Nasehat Ibrahim Ibn Adham Tentang Maksiat


Ada kisah seorang lelaki yang mendatangi Ibrahim ibn Adham. Ibrahim Ibn Adham adalah seorang ahli tabib ahli jiwa. Lelaki itu berkata kepada Ibrahim, “Aku adalah orang yang menyakiti diri sendiri (berbuat dosa). Tunjukkanlah kepadaku hal-hal yang bisa membuatku jera !" 
Ibrahim menasehatinya, “Jika kamu melakukan lima hal ini, kamu tidak akan termasuk orang-orang yang melakukan maksiat. Lelaki itu berkata (ia sangat bersemangat untuk mendengar nasehat si tabib), “Berikanlah apa (nasehat) yang engkau punyai wahai Ibrahim!” Maka Ibrahim menyebutkannya.

Pertama, jika kamu ingin berbuat maksiat kepada Allah, janganlah kamu memakan sesuatupun dari rizkiNya.” Orang itu pun terheran-heran dan kemudian berkata dengan nada bertanya, “Bagaimana engkau mengatakan hal itu wahai Ibrahim padahal semua rizki datangnya dari Allah Ta'ala?” Ibrahim menjawab, “Jika kamu mengetahui hal itu, apa pantas kamu memakan rizkiNya sedangkan engkau berbuat maksiat terhadap Nya.” Orang itu berkata, “Tidak, wahai Ibrahim. Kemudian apa yang kedua?” Ibrahim melanjutkan,

Meraih Kembali Kejayaan Islam


Kalau kita mau memperhatikan sejenak, sungguh umat ini tengah tertimpa kelemahan, kehinaan dan bencana yang membinasakan. Kebanyakan musibah dan ujian ini disebabkan lalainya kaum muslimin terhadap sebab-sebab yang mendatangkan bencana dan malapetaka. 
Allah berfirman :
وَمَآأَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُم
 “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri” (QS.As-Syuraa : 30)

Seandainya umat Islam, seluruh kaum muslimin, baik laki-laki maupun perempuan beserta para pemimpinnya kembali kepada ajaran Islam yang benar, mentadabburi kitabullah dan sunnah Rasulullah, mengamalkan hukum-hukum dan hikmahnya, niscaya mereka akan meraih pertolongan Allah  atas musuh-musuh mereka dan kejayaan Islam yang diidam-idamkan akan segera terwujud.
Rasulullah bersabda :
سَلَّطَ اللهُ عَلَيكُمْ ذُلاً, لاَ يَنْزِعُهُ عَنْكُمْ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ
            “Allah akan menimpakan kehinaan pada kalian yang kehinaan itu tidak akan dicabut sampai kalian mau kembali kepada agama kalian (yang haq).” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Ash-Shahihah: 11)

MEMPERBANYAK MENGINGAT MATI

Dunia tidak abadi, dan pasti akan binasa, begitu juga dengan penghuninya, manusia, Ya, kematian adalah akhir dari yang kehidupan, termasuk manusia. Tidak ada tempat berlari dan bersembunyi dari kematian. seseOrang bisa saja berlari dari sesuatu tapi tidak dengan kematian, walaupun ia bersembunyi di balik benteng yang ko-koh, Mendaki langit dengan alat canggih tidak akan bisa menghindarkan seseorang dari kematian. Firman Allah Subhanahu Wata’ala :
Firman Allah Subhanahu Wata’ala :

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, ken-datipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh." (An-Nisa`: 78).
Ajal kematian setiap manusia telah ditulis oleh Allah pada saat dia masih berupa janin di dalam rahim ibunya dalam umur seratus dua puluh hari, kematian itu ditulis bersamaan dengan rizki, amal, kebahagiaan, dan kesengsaraannya.

وَمَاتَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ
"Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati." (Luqman: 34).

Oleh karena itu, ketika ajal datang, dia merasa tidak mungkin selamat darinya. Maka dalam kondisi tersebut dia berharap diberi peluang dan kesempatan untuk memper-baiki apa yang selama ia lalaikan apa yang selama ini ia tinggalkan, akan tetapi nasi sudah menjadi bubur. Waktu yang berlalu tidak mungkin diputar ulang dan penyesalan selalu datang di belakang.
Firman Allah Subhanahu Wata’ala :