tag:blogger.com,1999:blog-84504251888952414492024-03-20T01:26:44.213+07:00Rahmat Kurdiyantobelajar menulis artikel yang bermanfaat di dunia dan akheratal ukhuwahhttp://www.blogger.com/profile/18012394358450050607noreply@blogger.comBlogger15125tag:blogger.com,1999:blog-8450425188895241449.post-86650138674110291022020-03-23T11:21:00.002+07:002020-03-23T11:21:26.233+07:00Ternyata ada "RIBA" YANG HALAL<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij-HJ8R7d7XYaC6q0fxB0_AY1d_4mBj3C0B1dTNMHIwaJ8T1Klzh02nFC2ZOrW6k8xn4_pQRgQbQICHQMpZvUPVh0uDWzgeRgrDkIoGW11V0NYOoH0Z8jcczhe6ztk-gGdO1QgDVhEZ2U/s1600/riba.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij-HJ8R7d7XYaC6q0fxB0_AY1d_4mBj3C0B1dTNMHIwaJ8T1Klzh02nFC2ZOrW6k8xn4_pQRgQbQICHQMpZvUPVh0uDWzgeRgrDkIoGW11V0NYOoH0Z8jcczhe6ztk-gGdO1QgDVhEZ2U/s320/riba.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
"RIBA" YANG HALAL, Adakah..?<br />
<br />
Riba merupakan salah satu dosa terbesar yang dilakukan manusia, betapa tidak, ancaman bagi pelaku riba sangatlah berat, bahkan Allah mengumumkan perang bagi pelaku riba. Berani berperang melawan Allah yang Maha Kuat..!? Pasti kebinasaan dan kehancuran yang akan diterima.<br />
<br />
Pinjam-meminjam atau hutang-piutang, secara asal itu adalah muamalah murni taawun, menolong peminjam yang kesulitan. Maka sangat dilarang bagi pemberi pinjaman untuk mengambil keuntungan sepeserpun. Pinjam 1000 kembali 1000, kalau harus ada lebihnya atau mereka sebut sebagai bunga, maka itu adalah Riba, Allah murka kepadanya dan dihilangkan berkah dari hartanya.<br />
<br />
Tapi ada satu bentuk "Riba" yang halal, boleh untuk dilakukan, bahkan dianjurkan. Loo kok bisa..!? Mau dong... sudah uang gak hilang bahkan dapat tambahan keuntungan...<br />
<br />
Engkau bermuamalah "Riba" kepada Allah Ta'ala, beri pinjaman yang baik kepada-Nya, Dia telah membuat S&K, perjanjian "hitam di atas putih", bahwa siapa yang "ngutangi" diri-Nya pinjaman yang baik, akan dikembalikan pinjaman tersebut dengan berlipat ganda.<br />
<br />
Pinjami Allah hutang 1000, akan Allah kembalikan pinjaman itu menjadi 700.000, subhanallah... 700 kali lipat. Bagaimana kalau pinjamanmu 1jt, 500jt atau 1M, berapa keuntungan yang akan kau kumpulkan..? Keuntungan yang luar biasa, berlipat ganda besarnya.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: x-large;">مَّن ذَا ٱلَّذِي يُقۡرِضُ ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنٗا فَيُضَٰعِفَهُۥ لَهُۥ وَلَهُۥٓ أَجۡرٞ كَرِيمٞ</span></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
Barangsiapa meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan mengembalikannya berlipat ganda untuknya, dan baginya pahala yang mulia.<br />
QS Al-Hadid : 11<br />
<br />
Raman Utara, 28 Januari 2020<br />
<br />
#Riba #Halal #keuntungan #berlipatgandaRahmat Kurdiyantohttp://www.blogger.com/profile/15065632056347270395noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8450425188895241449.post-78910337746559806222011-11-03T21:46:00.001+07:002011-11-03T21:47:34.195+07:00Biografi Imam Bukhori<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div><div class="separator" style="clear: both; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWKGWBlr6fgRLdqk2wqSnAdHV2bSD2z_SfUwLChoBtLI5X5S_IhMaAtGAEprAAddM-nBdmPSfRXiQcL-S5yevwr22-JLhhoQTYnbFKFILbPRy50GeRJPVZVxsyAKxI5PJIXyb_xtHAscvQ/s1600/ilmu.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWKGWBlr6fgRLdqk2wqSnAdHV2bSD2z_SfUwLChoBtLI5X5S_IhMaAtGAEprAAddM-nBdmPSfRXiQcL-S5yevwr22-JLhhoQTYnbFKFILbPRy50GeRJPVZVxsyAKxI5PJIXyb_xtHAscvQ/s400/ilmu.jpg" width="400" /></a></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 18pt;">Kelahiran dan Masa Kecil Imam Bukhari</span></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">Imam Bukhari (semoga Allah merahmatinya) lahir di Bukhara, Uzbekistan, Asia Tengah. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Badrdizbah Al-Ju'fiy Al Bukhari, namun beliau lebih dikenal dengan nama Bukhari. Beliau lahir pada hari Jumat, tepatnya pada tanggal 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M). Kakeknya bernama Bardizbeh, turunan Persi yang masih beragama Zoroaster. Tapi orangtuanya, Mughoerah, telah memeluk Islam di bawah asuhan Al-Yaman el-Ja’fiy. Sebenarnya masa kecil Imam Bukhari penuh dengan keprihatinan. Di samping menjadi anak yatim, juga tidak dapat melihat karena buta (tidak lama setelah lahir, beliau kehilangan penglihatannya tersebut). Ibunya senantiasa berusaha dan berdo'a untuk kesembuhan beliau. Alhamdulillah, dengan izin dan karunia Allah, menjelang usia 10 tahun matanya sembuh secara total.<br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">Imam Bukhari adalah ahli hadits yang termasyhur diantara para ahli hadits sejak dulu hingga kini bersama dengan Imam Ahmad, Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah. Bahkan dalam kitab-kitab fiqih dan hadits, hadits-hadits beliau memiliki derajat yang tinggi. Sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits (Pemimpin kaum mukmin dalam hal Ilmu Hadits). Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk kepadanya.<a name='more'></a><br />
<br />
Tempat beliau lahir kini termasuk wilayah Rusia, yang waktu itu memang menjadi pusat kebudayaan ilmu pengetahuan Islam sesudah Madinah, Damaskus dan Bagdad. Daerah itu pula yang telah melahirkan filosof-filosof besar seperti al-Farabi dan Ibnu Sina. Bahkan ulama-ulama besar seperti Zamachsari, al-Durdjani, al-Bairuni dan lain-lain, juga dilahirkan di Asia Tengah. Sekalipun daerah tersebut telah jatuh di bawah kekuasaan Uni Sovyet (Rusia), namun menurut Alexandre Benningsen dan Chantal Lemercier Quelquejay dalam bukunya "Islam in the Sivyet Union" (New York, 1967), pemeluk Islamnya masih berjumlah 30 milliun. Jadi merupakan daerah yang pemeluk Islam-nya nomor lima besarnya di dunia setelah Indonesia, Pakistan, India dan Cina.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 18pt;">Keluarga dan Guru Imam Bukhari</span></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"><br />
Bukhari dididik dalam keluarga ulama yang taat beragama. Dalam kitab As-Siqat, Ibnu Hibban menulis bahwa ayahnya dikenal sebagai orang yang wara' dalam arti berhati-hati terhadap hal-hal yang hukumnya bersifat syubhat (ragu-ragu), terlebih lebih terhadap hal-hal yang sifatnya haram. Ayahnya adalah seorang ulama bermadzhab Maliki dan merupakan mudir dari Imam Malik, seorang ulama besar dan ahli fikih. Ayahnya wafat ketika Bukhari masih kecil.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">Perhatiannya kepada ilmu hadits yang sulit dan rumit itu sudah tumbuh sejak usia 10 tahun, hingga dalam usia 16 tahun beliau sudah hafal dan menguasai buku-buku seperti "al-Mubarak" dan "al-Waki". Bukhari berguru kepada Syekh Ad-Dakhili, ulama ahli hadits yang masyhur di Bukhara. Pada usia 16 tahun bersama keluarganya, ia mengunjungi kota suci Mekkah dan Madinah, dimana di kedua kota suci itu beliau mengikuti kuliah para guru-guru besar ahli hadits. Pada usia 18 tahun beliau menerbitkan kitab pertamanya "Qudhaya as Shahabah wat Tabi’ien" (Peristiwa-peristiwa Hukum di zaman Sahabat dan Tabi’ien).</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">Bersama gurunya Syekh Ishaq, beliau menghimpun hadits-hadits shahih dalam satu kitab, dimana dari satu juta hadits yang diriwayatkan oleh 80.000 perawi disaring lagi menjadi 7275 hadits. Diantara guru-guru beliau dalam memperoleh hadits dan ilmu hadits antara lain adalah Ali bin Al Madini, Ahmad bin Hanbali, Yahya bin Ma'in, Muhammad bin Yusuf Al Faryabi, Maki bin Ibrahim Al Bakhi, Muhammad bin Yusuf al Baykandi dan Ibnu Rahwahih. Selain itu ada 289 ahli hadits yang haditsnya dikutip dalam kitab Shahih-nya.<br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 18pt;">Kejeniusan Imam Bukhari</span></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"><br />
Bukhari diakui memiliki daya hapal tinggi, yang diakui oleh kakaknya Rasyid bin Ismail. Kakak sang Imam ini menuturkan, pernah Bukhari muda dan beberapa murid lainnya mengikuti kuliah dan ceramah cendekiawan Balkh. Tidak seperti murid lainnya, Bukhari tidak pernah membuat catatan kuliah. Ia sering dicela membuang waktu karena tidak mencatat, namun Bukhari diam tak menjawab. Suatu hari, karena merasa kesal terhadap celaan itu, Bukhari meminta kawan-kawannya membawa catatan mereka, kemudian beliau membacakan secara tepat apa yang pernah disampaikan selama dalam kuliah dan ceramah tersebut. Tercenganglah mereka semua, lantaran Bukhari ternyata hafal di luar kepala 15.000 hadits, lengkap dengan keterangan yang tidak sempat mereka catat. </span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">Ketika sedang berada di Bagdad, Imam Bukhari pernah didatangi oleh 10 orang ahli hadits yang ingin menguji ketinggian ilmu beliau. Dalam pertemuan itu, 10 ulama tersebut mengajukan 100 buah hadits yang sengaja "diputar-balikkan" untuk menguji hafalan Imam Bukhari. Ternyata hasilnya mengagumkan. Imam Bukhari mengulang kembali secara tepat masing-masing hadits yang salah tersebut, lalu mengoreksi kesalahannya, kemudian membacakan hadits yang benarnya. Ia menyebutkan seluruh hadits yang salah tersebut di luar kepala, secara urut, sesuai dengan urutan penanya dan urutan hadits yang ditanyakan, kemudian membetulkannya. Inilah yang sangat luar biasa dari sang Imam, karena beliau mampu menghafal hanya dalam waktu satu kali dengar.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">Selain terkenal sebagai seorang ahli hadits, Imam Bukhari ternyata tidak melupakan kegiatan lain, yakni olahraga. Ia misalnya sering belajar memanah sampai mahir, sehingga dikatakan sepanjang hidupnya, sang Imam tidak pernah luput dalam memanah kecuali hanya dua kali. Keadaan itu timbul sebagai pengamalan sunnah Rasul yang mendorong dan menganjurkan kaum Muslimin belajar menggunakan anak panah dan alat-alat perang lainnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 18pt;">Karya-karya Imam Bukhari</span></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">Karyanya yang pertama berjudul "Qudhaya as Shahabah wat Tabi’ien" (Peristiwa-peristiwa Hukum di zaman Sahabat dan Tabi’ien). Kitab ini ditulisnya ketika masih berusia 18 tahun. Ketika menginjak usia 22 tahun, Imam Bukhari menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci bersama-sama dengan ibu dan kakaknya yang bernama Ahmad. Di sanalah beliau menulis kitab "At-Tarikh" (sejarah) yang terkenal itu. Beliau pernah berkata, "Saya menulis buku "At-Tarikh" di atas makam Nabi Muhammad SAW di waktu malam bulan purnama".</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">Karya Imam Bukhari lainnya antara lain adalah kitab Al-Jami' ash Shahih, Al-Adab al Mufrad, At Tharikh as Shaghir, At Tarikh Al Awsat, At Tarikh al Kabir, At Tafsir Al Kabir, Al Musnad al Kabir, Kitab al 'Ilal, Raf'ul Yadain fis Salah, Birrul Walidain, Kitab Ad Du'afa, Asami As Sahabah dan Al Hibah. Diantara semua karyanya tersebut, yang paling monumental adalah kitab Al-Jami' as-Shahih yang lebih dikenal dengan nama </span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">Shahih Bukhari</span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">Dalam sebuah riwayat diceritakan, Imam Bukhari berkata: "Aku bermimpi melihat Rasulullah saw., seolah-olah aku berdiri di hadapannya, sambil memegang kipas yang kupergunakan untuk menjaganya. Kemudian aku tanyakan mimpi itu kepada sebagian ahli ta'bir, ia menjelaskan bahwa aku akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan dari hadits-hadits Rasulullah saw. Mimpi inilah, antara lain, yang mendorongku untuk melahirkan kitab Al-Jami' As-Sahih."<br />
<br />
Dalam menghimpun hadits-hadits shahih dalam kitabnya tersebut, Imam Bukhari menggunakan kaidah-kaidah penelitian secara ilmiah dan sah yang menyebabkan keshahihan hadits-haditsnya dapat dipertanggungjawabkan. Ia berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meneliti dan menyelidiki keadaan para perawi, serta memperoleh secara pasti kesahihan hadits-hadits yang diriwayatkannya. <br />
<br />
Imam Bukhari senantiasa membandingkan hadits-hadits yang diriwayatkan, satu dengan lainnya, menyaringnya dan memilih mana yang menurutnya paling shahih. Sehingga kitabnya merupakan batu uji dan penyaring bagi hadits-hadits tersebut. Hal ini tercermin dari perkataannya: "Aku susun kitab Al Jami' ini yang dipilih dari 600.000 hadits selama 16 tahun."</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">Banyak para ahli hadits yang berguru kepadanya, diantaranya adalah Syekh Abu Zahrah, Abu Hatim Tirmidzi, Muhammad Ibn Nasr dan Imam Muslim bin Al Hajjaj (pengarang kitab Shahih Muslim). Imam Muslim menceritakan : "Ketika Muhammad bin Ismail (Imam Bukhari) datang ke Naisabur, aku tidak pernah melihat seorang kepala daerah, para ulama dan penduduk Naisabur yang memberikan sambutan seperti apa yang mereka berikan kepadanya." Mereka menyambut kedatangannya dari luar kota sejauh dua atau tiga marhalah (100 km), sampai-sampai Muhammad bin Yahya Az Zihli (guru Imam Bukhari) berkata : "Barang siapa hendak menyambut kedatangan Muhammad bin Ismail besok pagi, lakukanlah, sebab aku sendiri akan ikut menyambutnya."</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 18pt;">Penelitian Hadits</span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">Untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadits shahih, Bukhari menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk mengunjungi berbagai kota guna menemui para perawi hadits, mengumpulkan dan menyeleksi haditsnya. Diantara kota-kota yang disinggahinya antara lain Bashrah, Mesir, Hijaz (Mekkah, Madinah), Kufah, Baghdad sampai ke Asia Barat. Di Baghdad, Bukhari sering bertemu dan berdiskusi dengan ulama besar Imam Ahmad bin Hanbali. Dari sejumlah kota-kota itu, ia bertemu dengan 80.000 perawi. Dari merekalah beliau mengumpulkan dan menghafal satu juta hadits.<br />
<br />
Namun tidak semua hadits yang ia hapal kemudian diriwayatkan, melainkan terlebih dahulu diseleksi dengan seleksi yang sangat ketat, diantaranya apakah sanad (riwayat) dari hadits tersebut bersambung dan apakah perawi (periwayat / pembawa) hadits itu terpercaya dan tsiqqah (kuat). Menurut Ibnu Hajar Al Asqalani, akhirnya Bukhari menuliskan sebanyak 9082 hadis dalam karya monumentalnya Al Jami' as-Shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhari.<br />
<br />
Dalam meneliti dan menyeleksi hadits dan diskusi dengan para perawi tersebut, Imam Bukhari sangat sopan. Kritik-kritik yang ia lontarkan kepada para perawi juga cukup halus namun tajam. Kepada para perawi yang sudah jelas kebohongannya ia berkata, "perlu dipertimbangkan, para ulama meninggalkannya atau para ulama berdiam dari hal itu" sementara kepada para perawi yang haditsnya tidak jelas ia menyatakan "Haditsnya diingkari". Bahkan banyak meninggalkan perawi yang diragukan kejujurannya. Beliau berkata "Saya meninggalkan 10.000 hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang perlu dipertimbangkan dan meninggalkan hadits-hadits dengan jumlah yang sama atau lebih, yang diriwayatan oleh perawi yang dalam pandanganku perlu dipertimbangkan".<br />
<br />
Banyak para ulama atau perawi yang ditemui sehingga Bukhari banyak mencatat jati diri dan sikap mereka secara teliti dan akurat. Untuk mendapatkan keterangan yang lengkap mengenai sebuah hadits, mencek keakuratan sebuah hadits ia berkali-kali mendatangi ulama atau perawi meskipun berada di kota-kota atau negeri yang jauh seperti Baghdad, Kufah, Mesir, Syam, Hijaz seperti yang dikatakan beliau "Saya telah mengunjungi Syam, Mesir dan Jazirah masing-masing dua kali, ke Basrah empat kali menetap di Hijaz selama enam tahun dan tidak dapat dihitung berapa kali saya mengunjungi Kufah dan Baghdad untuk menemui ulama-ulama ahli hadits."<br />
<br />
Disela-sela kesibukannya sebagai sebagai ulama, pakar hadits, ia juga dikenal sebagai ulama dan ahli fiqih, bahkan tidak lupa dengan kegiatan kegiatan olahraga dan rekreatif seperti belajar memanah sampai mahir, bahkan menurut suatu riwayat, Imam Bukhari tidak pernah luput memanah kecuali dua kali.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"> </span><b><span lang="EN-US" style="font-size: 18pt;">Metode Imam Bukhari dalam Menulis Kitab Hadits</span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">Sebagai intelektual muslim yang berdisiplin tinggi, Imam Bukhari dikenal sebagai pengarang kitab yang produktif. Karya-karyanya tidak hanya dalam disiplin ilmu hadits, tapi juga ilmu-ilmu lain, seperti tafsir, fikih, dan tarikh. Fatwa-fatwanya selalu menjadi pegangan umat sehingga ia menduduki derajat sebagai mujtahid mustaqil (ulama yang ijtihadnya independen), tidak terikat pada mazhab tertentu, sehingga mempunyai otoritas tersendiri dalam berpendapat dalam hal hukum.<br />
<br />
Pendapat-pendapatnya terkadang sejalan dengan Imam Abu Hanifah (Imam Hanafi, pendiri mazhab Hanafi), tetapi terkadang bisa berbeda dengan beliau. Sebagai pemikir bebas yang menguasai ribuan hadits shahih, suatu saat beliau bisa sejalan dengan Ibnu Abbas, Atha ataupun Mujahid dan bisa juga berbeda pendapat dengan mereka.<br />
<br />
Diantara puluhan kitabnya, yang paling masyhur ialah kumpulan hadits shahih yang berjudul Al-Jami' as-Shahih, yang belakangan lebih populer dengan sebutan Shahih Bukhari. Ada kisah unik tentang penyusunan kitab ini. Suatu malam Imam Bukhari bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad saw., seolah-olah Nabi Muhammad saw. berdiri dihadapannya. Imam Bukhari lalu menanyakan makna mimpi itu kepada ahli mimpi. Jawabannya adalah beliau (Imam Bukhari) akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan yang disertakan orang dalam sejumlah hadits Rasulullah saw. Mimpi inilah, antara lain yang mendorong beliau untuk menulis kitab "Al-Jami 'as-Shahih".<br />
<br />
Dalam menyusun kitab tersebut, Imam Bukhari sangat berhati-hati. Menurut Al-Firbari, salah seorang muridnya, ia mendengar Imam Bukhari berkata. "Saya susun kitab Al-Jami' as-Shahih ini di Masjidil Haram, Mekkah dan saya tidak mencantumkan sebuah hadits pun kecuali sesudah shalat istikharah dua rakaat memohon pertolongan kepada Allah, dan sesudah meyakini betul bahwa hadits itu benar-benar shahih". Di Masjidil Haram-lah ia menyusun dasar pemikiran dan bab-babnya secara sistematis.<br />
<br />
Setelah itu ia menulis mukaddimah dan pokok pokok bahasannya di Rawdah Al-Jannah, sebuah tempat antara makam Rasulullah dan mimbar di Masjid Nabawi di Madinah. Barulah setelah itu ia mengumpulkan sejumlah hadits dan menempatkannya dalam bab-bab yang sesuai. Proses penyusunan kitab ini dilakukan di dua kota suci tersebut dengan cermat dan tekun selama 16 tahun. Ia menggunakan kaidah penelitian secara ilmiah dan cukup modern sehingga hadits haditsnya dapat dipertanggung-jawabkan.<br />
<br />
Dengan bersungguh-sungguh ia meneliti dan menyelidiki kredibilitas para perawi sehingga benar-benar memperoleh kepastian akan keshahihan hadits yang diriwayatkan. Ia juga selalu membandingkan hadits satu dengan yang lainnya, memilih dan menyaring, mana yang menurut pertimbangannya secara nalar paling shahih. Dengan demikian, kitab hadits susunan Imam Bukhari benar-benar menjadi batu uji dan penyaring bagi sejumlah hadits lainnya. "Saya tidak memuat sebuah hadits pun dalam kitab ini kecuali hadits-hadits shahih", katanya suatu saat.<br />
<br />
Di belakang hari, para ulama hadits menyatakan, dalam menyusun kitab Al-Jami' as-Shahih, Imam Bukhari selalu berpegang teguh pada tingkat keshahihan paling tinggi dan tidak akan turun dari tingkat tersebut, kecuali terhadap beberapa hadits yang bukan merupakan materi pokok dari sebuah bab.<br />
<br />
Menurut Ibnu Shalah, dalam kitab Muqaddimah, kitab Shahih Bukhari itu memuat 7275 hadits. Selain itu ada hadits-hadits yang dimuat secara berulang, dan ada 4000 hadits yang dimuat secara utuh tanpa pengulangan. Penghitungan itu juga dilakukan oleh Syekh Muhyiddin An Nawawi dalam kitab At-Taqrib. Dalam hal itu, Ibnu Hajar Al-Atsqalani dalam kata pendahuluannya untuk kitab Fathul Bari (yakni syarah atau penjelasan atas kitab Shahih Bukhari) menulis, semua hadits shahih yang dimuat dalam Shahih Bukhari (setelah dikurangi dengan hadits yang dimuat secara berulang) sebanyak 2.602 buah. Sedangkan hadits yang mu'allaq (ada kaitan satu dengan yang lain, bersambung) namun marfu (diragukan) ada 159 buah. Adapun jumlah semua hadits shahih termasuk yang dimuat berulang sebanyak 7397 buah. Perhitungan berbeda diantara para ahli hadits tersebut dalam mengomentari kitab Shahih Bukhari semata-mata karena perbedaan pandangan mereka dalam ilmu hadits.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"> </span><b><span lang="EN-US" style="font-size: 18pt;">Wafatnya Imam Bukhari</span></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"><br />
Suatu ketika penduduk Samarkand mengirim surat kepada Imam Bukhari. Isinya, meminta dirinya agar menetap di negeri itu (Samarkand). Ia pun pergi memenuhi permohonan mereka. Ketika perjalanannya sampai di Khartand, sebuah desa kecil terletak dua farsakh (sekitar 10 Km) sebelum Samarkand, ia singgah terlebih dahulu untuk mengunjungi beberapa familinya. Namun disana beliau jatuh sakit selama beberapa hari. Dan Akhirnya meninggal pada tanggal 31 Agustus 870 M (256 H) pada malam Idul Fitri dalam usia 62 tahun kurang 13 hari. Beliau dimakamkan selepas Shalat Dzuhur pada Hari Raya Idul Fitri. Sebelum meninggal dunia, ia berpesan bahwa jika meninggal nanti jenazahnya agar dikafani tiga helai kain, tanpa baju dalam dan tidak memakai sorban. Pesan itu dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat setempat. Beliau meninggal tanpa meninggalkan seorang anakpun.<br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">Sumber: <span style="color: navy;">- </span></span><span lang="EN-US"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Bukhari"><span style="color: blue; font-size: 12pt;">http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Bukhari</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"> - </span><span lang="EN-US"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cara_Imam_Bukhari_dalam_menulis_kitab_hadits"><span style="color: blue; font-size: 12pt;">http://id.wikipedia.org/wiki/Cara_Imam_Bukhari_dalam_menulis_kitab_hadits</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="color: navy; font-size: 12pt;"> - </span><span lang="EN-US"><a href="http://www.kotasantri.com/galeria.php?aksi=DetailArtikel&artid=173"><span style="color: blue; font-size: 12pt;">http://www.kotasantri.com/galeria.php?aksi=DetailArtikel&artid=173</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="color: navy; font-size: 12pt;"> - </span><span lang="EN-US"><a href="http://www.almuhajir.net/article.php?fn=seribukhari1"><span style="color: blue; font-size: 12pt;">http://www.almuhajir.net/article.php?fn=seribukhari1</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="color: navy; font-size: 12pt;"> - </span><span lang="EN-US"><a href="http://www.indomedia.com/bpost/012000/28/opini/opini3.htm"><span style="color: blue; font-size: 12pt;">http://www.indomedia.com/bpost/012000/28/opini/opini3.htm</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"></span></div>al ukhuwahhttp://www.blogger.com/profile/18012394358450050607noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8450425188895241449.post-17518803753149380382011-11-01T14:40:00.000+07:002011-11-01T14:40:07.101+07:00Menaklukkan Kesulitan dan Tantangan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJb-QIapkn2oWYAlC5QZhZEf_LzgRl0W-uuZZcSPBSGza0LBr-ESYiEBZ25ux2pwtTppYwoHezuHNwAh2THvUrYpbDNQsQemM0YmiaKpopS5WPa9z1NbqdzF9coat75rPrfb5YAm895GO8/s1600/kesulitan_hidup.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJb-QIapkn2oWYAlC5QZhZEf_LzgRl0W-uuZZcSPBSGza0LBr-ESYiEBZ25ux2pwtTppYwoHezuHNwAh2THvUrYpbDNQsQemM0YmiaKpopS5WPa9z1NbqdzF9coat75rPrfb5YAm895GO8/s400/kesulitan_hidup.jpg" width="400" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 17px; line-height: 25px;">Secara Umum, kehidupan tidak akan pernah lepas dari tantangan dan kesulitan. Ujian dan tantangan akan datang silih berganti. Tetapi, dibalik setiap ujian dan tantangan tersembunyi kesuksesan dan kebahagiaaan yang besar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Menjalani hidup tidak sekedar apa adanya, hidup memilik i tujuan. Allah tidak menciptakan semua makhluk yang ada di muka bumi dengan sia-sia atau hanya sekedar hidup dan menikmati segala fasilitas duniawi yang Allah sediakan. Akan tetapi, kehidupan setiap manusia adalah sebuah perjalanan menuju satu tujuan mulia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Tujuan yang ingin dicapai setiap orang sudah jelas, yaitu kebahagiaan didunia dan akhirat. Karena tujuan itulah, Allah menyediakan berbagai macam kenikmatan, seperti umur panjang, harta benda dan kekayaan, anak dan istri yang setia menemani dan lain sebagainya sebagai fasilitas untuk mencapai tujuan itu.</span></div><a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Betapa indahnya Allah menciptakan kehidupan dengan segala problematikannya. Betapa cintanya Allah kepada manusia sehingga Dia tidak memanjakan mereka dengan sekedar menikmati fasilitas kehidupan itu saja. Allah memberikan kebebasan kepada manusia, apakah dia ingin menjadi orang yang bahagia atau menjadi orang yang sengsara. Untuk dua tujuan itulah, dia menguji mereka dan memberi banyak tantangan agar mereka menjadi kuat dan tegar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Ada seorang anak kecil yang masih duduk di bangku kelas empat Sekolah Dasar. Dia memilki Orang Tua yang saleh. Kedua Orang Tuanya mendidik dia untuk selalu tawakkal dan hanya berharap kepada Allah. Karena kekuatan pendidikan orang tuanya itulah, pada setiap berdoa kepada Allah ia berdoa: “<i>Ya Allah, berilah aku rezeki yang banyak. Berilah aku kekuatan untuk bisa menjalani hidup yang lebih baik.”</i> Begitulah isi doa yang selalu ia ucapkan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Ibunya hanya seorang pedagang pisang goreng, sedangkan Ayahnya hanyalah seorang petani miskin. Pagi hari dia berangkat sekolah, di samping membawa buku-buku pelajaran, dia juga membawa rantang yang berisi pisang goreng buatan ibunya untuk dijual kepada teman-temannya di sekolah. Sepulang sekoah dia pergi ke sawah untuk membantu ayahnya di sawah. Itu adalah aktivitas rutinnya sehar-hari. Pada hari ahad, sehari penuh dia habiskan waktunya untuk menjual pisang goreng buatan ibunya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Selama 20 tahun dia tetap dengan doanya itu. Dalam hati dia tidak pernah putus asa dan tidak pernah membayangkan bahwa Allah tidak mengabulkan doanya. Selama 20 tahun itu pula dia menjalani hidup dengan bekerja keras dan menabung dari keuntungannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Setiap hari dia bisa menabung paling sedikit Rp 2000,- (dua ribu rupiah) dari laba bersih penjualan pisang goreng ibunya setelah dikurangi biaya makan dan kebutuhan harian mereka sekeluarga. Setelah 20 tahun, dia memiliki tabungan sebesar empat belas juta rupiah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Dengan dana tabungan itu, dia pun membuka usaha rumah makan dan mempekerjakan beberapa orang karyawan sehingga usaha rumah makannya berkembang pesat dan memperluas area pemasarannya dengan membuka cabang di beberapa kota besar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Setelah meraih semua kesuksesan itu, doanya pun berubah. Dia berdoa: <i>“Ya Allah, tolonglah aku untuk tetap ingat kepada-Mu dan mensyukuri semua nikmat-Mu serta melaksanakan ibadah dengan baik kepada-Mu, dengan rahmat dan karunia-Mu wahai yang Maha Pengasih Dan Maha Penyayang.”</i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari kisah ini ?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Anak petani miskin yang suka berdoa: <i>“Ya Allah, berilah aku rezeki yang banyak. Berilah aku kekuatan untuk bisa menjalani hidup yang lebih baik.” <o:p></o:p></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Apakah Allah mengabulkan doanya ? Berapa lama doa itu baru terkabulkan ? Apakah Allah memberi nya modal uang tunai sebesar empat belas juta lebih untuk membuka usaha rumah makan ?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Jangan pernah menghindari tantangan, melompatlah ke dalamnya dan taklukkanlah. Nikmatilah permainannya. Jika tantangan yang anda hadapi terlalu besar atau terlalu banyak, jangan menyerah. Kegagalan tidak boleh membuat anda lelah. Sebaliknya, atur kembali strategi anda. Temukanlah lebih banyak lagi keteguhan, pengetahuan dan bantuan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Jika anda telah mencapai tujuan anda, rencanakanlah tujuan yang lebih besar lagi. Begitu kebutuhan pribadi atau keluarga anda terpenuhi, berpindahlah kepada tujuan kelompok anda, masyarakat bahkan umat. Sehingga kesuksesan anda pun menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya meski anda telah meninggal dunia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Jangan menciptakan kesuksesan kemudian anda tidur nyenyak di dalamnya. Anda memiliki sumber daya, keahlian, dan kemauan untuk menciptakan kemajuan. Ingatlah bahwa Allah menyembunyikan nikmat-Nya yang luar biasa di balik setiap kesulitan dan tantangan. Sementara setan mengalihkan perhatian anda dari kenikmatan itu dengan menimbulkan rasa khawatir, waswas, takut gagal, minder dan tergesa-gesa dalam diri anda.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Jika Allah menginginkan seorang hamba menjadi orang yang kuat, dia akan mengujinya dengan ujian dan tantangan kesulitan yang berat. Kemampuannya mengatasi tantangan itulah yang akan menjadikannya kuat. Akan tetapi, kebanyakan manusia hanya menginginkan yang enak-enak saja, ketika mereka tertimpa sedikit kesulitan mereka mengeluh. Padahal, tidak semua yang enak akan mendatangkan kebahagiaan, seperti halnya tidak semua kesulitan akan membawa kesengsaraan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Allah berfirman: <i>“...boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bafgimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”</i> (Al Baqoroh: 216)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Tantangan dan kesulitan tidak selamanya buruk. Ia melatih kita untuk menjadi kuat dan tangguh. Ia mengasah pikiran kita untuk selalu mencari solusi dan cara untuk mengatasinya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Belajarlah dari air bagaimana ia menerima lemparan batu. Ketika batu itu menyentuh permukaannya, ia membentuk lubang kecil dipermukaan air sesuai ukuran batunya. Akan tetapi, beberapa detik kemudian, permukaan air akan kembali datar seperti semula. Batu tidak meninggalkan bekas sedikit pun terhadap bentuk permukaan air. Justru masuknya batu ke dalam air akan menambah tinggi permukaannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Lihatlah layang-layang, jika dia tidak menantang angin, dia tidak akan bisa terbang melayang di udara. Dia akan tetap melayang di udara selama masih menantang angin. Jika angin yang menerpanya lebih keras dia bergerak menggoyang ke kanan atau kekiri kemudian naik ke atas, sesekali dia akan berputar ke bawah membentuk lingkaran kemudian kembali naik menanjak ke atas.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Tantangan dan kesulitan yang dihadapi seseorang adalah latihan yang akan memberinya kekuatan dan pengalaman. Seseorang yang tidak pernah menghadapi kesulitan atau tantangan, dia tidak akan pernah mengalami kemajuan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Allah menjanjikan kebahagian bagi hamba-Nya yang beriman di dunia dan akhirat. Akan tetapi, Allah memberi syarat untuk meraihnya yaitu <i>mujahadah</i> (usaha). Allah tidak memberikan kebahagiaan secara “gratis”. Dia hanya memberikannya kepada mereka yang “lulus ujian.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Pada prinsipnya, apa yang Allah sediakan di akhirat memiliki perbedaan yang lebih dari apa yang Allah berikan di dunia. Bagi mereka yang meraih kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dalam ketaatan kepada Allah, Allah menyediakan nikmat yang lebih membahagiakan di akhirat nanti.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Begitupun sebaliknya, mereka yang hidup sengsara dalam ketidaktaatan kepada Allah, mereka akan memperoleh siksa yang jauh lebih menyengsarakan dari kesengsaraan yang telah mereka derita di dunia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Akhirat adalah masa depan, setiap orang pasti menginginkan masa depan yang lebih baik dan lebih membahagiakan dari masa sekarang. Hanya orang-orang yang melakukan amal perbuatan yang bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya (bermujahadah) saja yang dapat memperoleh kemajuan di masa depan, baik dunia maupun akhirat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Adapun orang-orang yang merasakan kebahagian di dunia, tetapi di akhirat mereka hidup sengsara dan tersiksa. Mereka adalah orang-orang yang mengalami kemunduran dan kerugian. Kebahagiaan yang mereka raih di dunia hanyalah fatamorgana, karena tidak membawa kebahagiaan bagi mereka di akhirat. Kebahagiaan dunia yang sejati adalah bila kebahagiaan itu memberikan manfaat kebahagiaan yang lebih baik di akhirat nanti.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Modal yang diperlukan untuk memulai suatu kemajuan adalah kemauan, keberanian, dan pengetahuan. Sedangkan kekuatan untuk mempertahankannya adalah kejujuran, komitmen, inovasi dan kesabaran. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Tantangan dan kesulitan bukan untuk ditakuti atau dihindari, tapi harus dihadapi. Tantangan terkadang merupakan sesuatu yang bisa dinikmati, sehingga ada sebagian orang yang berpikir maju menciptakan tantangan untuk dirinya sendiri. Tantangan itu membuat mereka menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif, karena tantangan merupakan stimulus yang memancing kreativitas berpikir dan kemampuan menemukan solusi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Disadur dari <i>Sesegar telaga Kautsar<o:p></o:p></i></span></div>al ukhuwahhttp://www.blogger.com/profile/18012394358450050607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8450425188895241449.post-6935538263797632282011-10-29T10:03:00.001+07:002011-11-01T14:44:15.451+07:0010 Penghalang Terkabulkannya Doa<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Syaqiq bin Ibrahim berkata: “Bahwa Ibrahim bin Adham pernah melewati sebuah pasar di kota Basrah, lalu orang-orang mengerumuninya dan bertanya: “Wahai Abu Ishaq, Allah berfirman di dalam Kitab Suci Al quran : <i>“Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan doamu”.</i> Sementara kami selalu berdoa semenjak lama, tapi tidak kunjung dikabulkan.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> Lalu Ibrahim berkata: “Wahai penduduk Basrah, hati kalian sudah mati dalam 10 hal :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><b><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Pertama :</span></i></b><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> kalian mengenal Allah, tetapi tidak mau menunaikan haknya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><b><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Kedua :</span></i></b><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> kalian membaca kitab Allah, tetapi tidak mau mengamalkannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><b><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Ketiga :</span></i></b><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> kalian mengaku mencintai Rasulullah, tetapi kalian meninggalkan sunnahnya<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><b><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Keempat :</span></i></b><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> kalian mengaku bermusuhan dengan setan, tetapi kalian akur dengannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><b><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Kelima :</span></i></b><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> kalian mengatakan cinta kepada surga, tetapi tidak mau beramal untuk menuju ke sana.</span><br />
<a name='more'></a><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><b><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Keenam :</span></i></b><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> kalian mengatakan takut kepada neraka, tetapi kalian malah menggadaikan diri kalian padanya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><b><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Ketujuh :</span></i></b><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> kalian mengatakan bahwa kematian itu benar adanya, tetapi kalian tidak mau mempersiapkan diri untuk menghadapinya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><b><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Kedelapan :</span></i></b><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> kalian sibuk mencari aib saudara kalian, tetapi mengabaikan aib kalian sendiri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><b><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Kesembilan :</span></i></b><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> kalian memakan karunia Allah, tetapi tidak mau mensyukurinya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><b><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Kesepuluh :</span></i></b><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> kalian mengubur orang mati, tetapi tidak mau mengambil pelajaran dari padanya.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Disadur dari : 1000 hikmah ulama salaf<o:p></o:p></span></div>al ukhuwahhttp://www.blogger.com/profile/18012394358450050607noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8450425188895241449.post-331114882061072922011-10-27T20:01:00.000+07:002011-10-27T20:02:31.687+07:006 Tips Memperbaiki Hati<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Syaqiq bin Ibrahim berkata : "Keshalihan hati seseorang akan sempurna dengan adanya 6 (enam) hal :</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">1. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan takut pada </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> ancaman-Nya</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">2. <i>Husnu Zhan </i>(berbaik sangka) kepada sesama kaum muslim</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">3. Sibuk dengan aib sendiri, sehingga tidak sempat memperhatikan </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> aib orang lain</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">4. Menutupi aib saudaranya dan tidak mempublikasikannya dengan </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> harapan agar ia mau meninggalkan maksiat dan memperbaiki </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> perilakunya yang tidak baik.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">5. Menganggap besar kekurangan yang ada pada amalnya dengan </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> harapan ia termotivasi untuk meningkatkannya.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">6. Berteman dengan teman yang berperangai baik.</span>al ukhuwahhttp://www.blogger.com/profile/18012394358450050607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8450425188895241449.post-415130877102172702011-10-27T19:40:00.001+07:002011-10-27T19:44:27.543+07:00Tips Sukses Berbicara di depan UmumMemang benar bahwa tindakan dan keteladanan yang beik memiliki pengaruh yang kuat terhadap orang lain. Akan tetapi ada banyak hal yang tidak bisa dikomunikasikan dengan tindakan verbal, melainkan harus melalui ucapan atau tulisan. Dengan demikian, pidato, ceramah, khutbah dan sejenisnya memikiki peran yang strategis di dalam kehidupan kita. Sehingga penguasaan terhadap skill berkomunikasi lisan semacam ini merupakan suatu keharusan bagi seorang yang memiliki idealisme, utamanya bagi para da'i yang mengemban misi dakwah islam.<br />
<br />
Catatan Penting Seputar Berbicara di Muka Umum<br />
<br />
<br />
<b> 1. Manakah yang lebih baik, berbicara dengan teks atau tanpa teks ?</b><br />
<br />
Dalam hal ini ada pro dan kontra, namun di lapangan kita melihat para pembicara tampil dengan empat model berikut ini :<br />
a. Ada yang tampil secara spontanitas dan berimprovisasi tanpa teks. Kemudian mengalami ketidak lancaran di dalam berbicara, memperpanjang topik secara tidak proporsional, mengulang kata-kata secara menyolok atau mengutip ayat alquran dan hadits secara gegabah.<br />
b. Ada yang tampil dengan membaca teks secara monoton, dengan intonisasi yang datar dari awal sampai akhir. Hal ini tentu saja membuat audien merasa jemu dan mengantuk.<br />
c. Ada yang tampil dengan membawa teks, namun ia membacanya dengan penuh penghayatan dan mengucapkan setiap kata secara ekspresif. Hal ini tentu saja merangsang otak untuk turut berfikir dan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap emosi dan perasaan audien.<br />
d. Ada yang berbicara secara lepas dan spontanitas untuk ungkapan-ungkapan yang umum. Namun untuk ayat-ayat Al Quran, Hadits Nabi dan kutipan-kutipan pendapat atau statemen para Ulama atau tokoh tertentu, ia membaca dari catatan yang telah dipersiapkan sebelumnya.<br />
<br />
Pada Umumnya seorang pembicara jika ia tampil dengan model ketiga atau ke empat, mereka akan tampil lebih baik. Memang ada juga seorang yang mampu berbicara tanpa teks dengan baik, bahkan ia menjadi orator ulung, tanpa ada cacat yang biasa dialami para membicara pada umumnya. Namun orang semacam ini termasuk makhluk langka.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<b> 2. Seorang Pembicara Sebaiknya belajar dari pengalaman dan keterampilan para seniornya yang lebih dulu menggeluti bidang tersebut.</b><br />
<br />
Sehingga ia bisa belajar banyak hal dari mereka, Antara lain :<br />
a. Cara menyusun pokok-pokok pikiran dalam topik pembahasan.<br />
b. Cara mengkorelasikan antara makna-makna dan dalil yang disampaikan dengan realitas yang tengah<br />
dihadapi oleh audien<br />
c. Mengamati gaya berhenti, bertanya, memainkan intonasi suara dan menggerakkan tangan pada<br />
momen-momen tertentu di tengah-tengah orasi.<br />
<br />
Dan untuk mempresentasikan suatu topik, seorang pembicara harus terlebih dahulu melakukan pengkajian yang cukup. Pada umumnya diperlukan juga referensi yang memadai bagi tema-tema tertentu.<br />
<br />
<b> 3. Menduplikasi gaya para senior yang memiliki pengalaman panjang sebagai pembicara. Bagaimana menyikapi fenomena ini ?</b><br />
<br />
Sebelum menjawab pertanyaan penting ini, ada baiknya kita mengamati realitas yang terjadi di kalangan pembicara dalam duplikasi (meniru) ini. Di antaranya<br />
<br />
- Ada yang menolak tindak duplikasi tersebut, Ia sama sekali tidak mau memanfaatkannya. hal ini merupakan kerugian besar karena tidak mau mengambil pelajaran yang berharga dari pengalman orang lain.<br />
- Ada pula yang secara ekstrim menduplikasi seniornya dalam gaya dan penampilannya secara total. Bahkan ketika orang yang ditiru itu terbatuk-batuk, ia akan memaksakan diri untuk batuk. Sejatinya tindakan ini merupakan pemberangusan terhadap jati diri dan bakat yang ada dalam dirinya.<br />
Bagaimanapun juga, duplikasi pasti tidak sama dengan aslinya.<br />
<br />
Lalu bagaimana kita menyikapi hal ini ?<br />
Jika duplikasi atau meniru dilakukan sebagai langkah awal dalam melatih diri menjadi pembicara, kemudian secara berangsur-angsur ada upaya menemukan gaya berbicara yang spesifik, maka tindakan ini bukan merupakan aib, bahkan ini merupakan kebiasaan yang jamak dilakukan oleh para orator.<br />
<br />
Namun ada pula sebagian orang yang sejak awal tidak bertumpu pada duplikasi. melainkan ia secara otodidak melakukan percobaan-percobaan, selangkah demi selangkah, hingga akhirnya ia menemukan gayanya sendiri yang berbeda dengan gaya orang lain tanpa bersusah payah. Kedua model di atas sama-sama baik.<br />
<br />
<b> 4. Pada umumnya seorang pembicara memiliki keunggulan dalam menyampaikan tema tertentu.</b><br />
<br />
Anda seringkali menjumpai ada seorang pembicara yang menonjol dala mengangkat isu-isu sosial, ada juga yang menonjol dalam menyampaikan nasehat-nasehat yang melunakkan hati. ada juga yang mahir menyampaikan tentang penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sekarang ini.<br />
<br />
Jika anda memiliki kemampuan untuk mengangkat tema tertentu dengan baik, maka jadikanlah hal tersebut sebagai ciri khas anda. Dan jika anda bisa berbicara dengan baik dalam beberapa tema berbeda, maka anda harus terus mengasah kemampuan anda tersebut. Ada pula pembicara yang mampu menyampaikan pikirannya denga baik di tenag-tengah masyarakat awam. dan ada pula pembicara yang bisa berbicara dengan baik di tengah-tengah dunia anak-anak.<br />
<br />
<b> 5. Gaya penyampaian harus sesuai dengan karakter yang diangkat</b><br />
<br />
<b> 6. Memperhatikan dan menggunkan kata yang mempunyai kedalaman makna dan kekuatan arti.</b><br />
<br />
<b> 7. Memperhatikan panjang atau pendeknya Presentasi.</b><br />
Hal ini tergantung beberapa sebab, di antaranya :<br />
a. Terbatasnya waktu yang diberikan untuk presentasi, jangan sampai presentasi yang disampaikan belum selesai ketika waktu telah habis.<br />
b. Terbatasnya ruang lingkup yang dipresentasikan, hal ini membatasi jangan sampai presentasi yang disampaikan keluar dari pembahasan.<br />
c. Banyaknya aspek yang melingkupi tema presentasi, sehingga harus berbicara panjang lebar.<br />
d. Beragamnya momentum, Pada dasarnya khutbah Jumat disampaikan secara singkat. Sedangkan ceramah pada umumnya disampaikan dalam waktu kurang lebih satu jam. Sebab bisa jadi audien mempunyai kepentingan lain selain mendengarkan ceramah<br />
<br />
<b> 8. Seyoyanya seorang pembicara tidak mendramatisir masalah</b><br />
Dalam menyampaikan sesuatu kita dituntut untuk bersikap adil dan proporsional. Menyampaikan sesuatu yang mampu dicerna oleh audien itu lebih memungkinkan untuk diterima dan direspons dengan baik, dari pada harus melebar kemana-mana.<br />
<br />
<i>bersamnung...</i>al ukhuwahhttp://www.blogger.com/profile/18012394358450050607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8450425188895241449.post-74028232762732373202011-10-27T05:14:00.000+07:002011-10-27T06:42:44.307+07:00Anak Yang Selalu Menasehati Ayahnya<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: large;">Suatu hari Umar bin Abdul Aziz duduk bersama rakyatnya (untuk melayani kebutuhan mereka). Lalu pada tengah hari ia merasa kesal, lelah dan lesu. Ia berkata kepada khalayak : "Tempatlah di tempat kalian, tunggulah sampai aku kembali." Lalu ia masuk untuk istirahat sejenak. Namun tiba-tiba putranya, Abdul Malik datang dan bertanya tentang keberadaan ayahnya. Mereka mengatakan ayahnya sudah masuk. Kemudian ia meminta izin untuk menemuinya, iapun diizinkan. Ketika masuk ia berkata : "Wahai Amirul Mukminin, Apa yang membuat anda masuk ?" " Aku ingin istirahat sejenak" jawabnya. Abdul Malik, Anaknyapun berkata : "Apa anda yakin bahwa maut tidak menjemput anda, ketika rakyat anda menunggu di depan pintu sementara anda menutup diri dari mereka ?" Seketika itu Umar pun bangkit dan keluar menemui rakyatnya.</span>al ukhuwahhttp://www.blogger.com/profile/18012394358450050607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8450425188895241449.post-4200063441696976722011-10-26T16:14:00.001+07:002011-10-27T05:18:43.627+07:00Kengerian Siksa Neraka<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Telah kita ketahui bersama bahwasannya Allah sebagai pencipta seluruh alam semesta tidak membiarkan manusia sia-sia begitu saja hidup tanpa aturan, tanpa dibalas amalan-amalan yang telah mereka kerjakan. Akan tetapi Allah mengutus kepada mereka seorang Rasul yang memperingatkan manusia dari siksaan neraka serta memberikan kabar gembira dengan surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Lalu, apakah semua bani Adam mengimani Rasul yang telah Allah utus tersebut? Tidak! bahkan kebanyakan manusia ingkar. Manusia yang ingkar dan mendustakan para utusan Allah tersebut telah diancam akan mendapatkan siksaan yang sangat pedih berupa neraka yang menyala-nyala. </span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Sifat-sifat neraka yang Allah siapkan bagi para penentang Rasul-Nya, yang Allah sediakan bagi orang-orang yang selalu berlumuran dengan dosa, sangatlah banyak disebutkan, baik dalam Al-Quran maupun As-Sunnah As-Shohihah. </span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Di antara sifat-sifat neraka tersebut yaitu:</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> </span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; margin-left: 18pt; text-indent: 18pt;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Sangat panas membakar dan tidak ada kesejukan sedikitpun di dalamnya.</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Allah berfirman: </span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> “Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu. Dalam (siksaan) angin yang amat panas dan air yang panas lagi mendidih serta dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan juga tidak menyenangkan”</span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">. (QS. Al-Waqi’ah: 41-44)</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Dalam ayat ini disebutkan bahwa hal yang merupakan sumber rasa dingin di dunia ini ada 3, yaitu air, angin dan naungan. Akan tetapi air, angin dan naungan ini tidak bermanfaat sedikitpun bagi manusia di dalam neraka. Mengapa? Karena angin yang biasanya memberikan rasa kesejukan di dunia, di neraka angin tersebut adalah berupa <i>As-samum </i>yaitu angin yang sangat panas tiada tanding, airnya berupa <i>Al-hamim </i>air yang sangat panas lagi mendidih serta naungannya berupa <i>Al-yahmum</i> yaitu asap panas dan tebal yang berasal dari asap api neraka. Bayangkanlah wahai kaum muslimin, bagaimana rasanya masuk ke temapt yang rendah lagi hina tersebut?</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Adapun api neraka sangatlah panas membakar. Rasulullah menggambarkan bagaimana panasnya api jahannam dalam sabda beliau:</span><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 200%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt; line-height: 200%;">نَارُكُمْ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ نَارِ جَهَنَّمَ </span></b></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><span dir="LTR"></span><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"><span dir="LTR"></span>“Api kalian yang ada di dunia ini adalah satu bagian dari 70 bagian api neraka jahannam” </span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">(mutafaq’alaih)</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Lalu, bagaimana apabila kita masuk ke dalam api yang ada di dunia ini? tidak dapat disangkal lagi, kita pasti akan habis terbakar, lalu bagaimana apabila kita dilemparkan kedalam api yang panasnya 70 kali lipat dari panasnya api yang ada di selurus dunia ini? Dapatkah kita bayangkan bagaimana keadaan kita setelah dilemparkan ke dalamnya. Oleh karena itu takutlah kalian kepada Allah, bertaqwalah kepada-Nya takutlah kalian semua terhadap siksa yang tiada tara serta segeralah beramal dengan amalan shalih sehingga kalian dijauhkan dari siksa api neraka.</span><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Tahukah kalian apa makanan dan minuman penduduk neraka? apakah sama dengan apa yang ada di dunia? ketahuilah, makanan dan minuman penghuni neraka adalah termasuk bagian azab yang pedih dan siksaan yang tiada terkira. Makanan mereka adalah <i>adh-dhori’ </i>dan <i>az-zaqqum </i>serta minuman mereka berupa air yang mendidih dan air yang sangat berbau busuk. Allah berfirman: </span></div><div class="MsoPlainText" style="direction: ltr; line-height: 200%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><i><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 200%;"> </span></i><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 200%;">“Mereka tiada memperoleh makanan selain 'Dhori’ (pohon yang berduri), yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar”. </span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 200%;">(Al-Ghasyiah: 6-7)<i> </i></span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> Dhori’</span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> adalah tanaman berduri tajam. Makanan yang dimakan penduduk jahannam ini sama sekali tidak berfaedah baginya, tidak ada rasa lezat, tidak berguna bagi tubuh dan memakannya merupakan salah satu bentuk azab yang Allah berikan kepadanya.</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> Kemudian makanan penduduk neraka yang lain yaitu <i>zaqqum</i>. Allah berfirman:</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Kemudian hai orang yang sesat lagi mendustakan. benar-benar kamu akan memakan pohon zaqqum. dan akan memenuhi perutmu dengannya. Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas. Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus. Itulah hidangan untuk mereka pada hari Pembalasan". </span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">(QS.Al-Waqi’ah: 51-56)</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> “Zaqqum”</span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> adalah tanaman yang paling buruk dan buahnya adalah buah yang paling jelek, oleh karena itu diserupakan dengan kepala Syaiton yang sangat jelek lagi menjijikkan. Rasulullah </span><span style="font-family: 'AGA Arabesque'; font-size: 14pt; line-height: 200%;">r</span><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> menggambarkan buruknya dan jeleknya buah <i>zaqqum</i> yang merupakan makanan penduduk neraka yaitu:</span><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 14pt; line-height: 200%;"></span></b></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><span dir="LTR"></span><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"><span dir="LTR"></span>“Jika satu kuntum buah ‘zaqqum’ jatuh di suatu tempat di muka bumi ini, sungguh akan rusaklah kehidupan penghuni dunia…” </span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">(HR.Tirmidzi, hadits hasan shaheh). Bayangkan apakah kalian sanggup memakan buah yang paling buruk tersebut, lalu bagaimana kesudahan orang yang memakannya? <i>Wal ‘iyadzu billah.</i></span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> </span><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Buah <i>zaqqum</i> ini sama sekali tidak mengenyangkan perut penduduk neraka yang sangat lapar, karena ketika buah ini masuk ke dalam perut maka akan segera mendidih seperti mendidihnya minyak dan akan menimbulkan rasa sakit yang sangat pedih. Kemudian penduduk neraka tersebut mencari air untuk menghilangkan rasa panas di perutnya maka ia akan mendapatkan <i>Al-Hamim </i>(air mendidih dan tak tertandingi panasnya) lalu dia meminumnya seperti minumnya unta tanpa mengetahui rasa sakit yang akan menimpanya. Maka <i>Hamim</i> yang dia minum tersebut akan menghancurkan usus-ususnya. </span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">“Dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya”</span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> (QS.Muhamad: 15)</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Kemudian penduduk neraka akan diberi pakaian-pakaian dari api yang yang panas membakar. </span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 200%;"> </span><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">“Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. </span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">(QS.Al-Hajj: 19). </span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Pakaian yang lain yang dikenakan penghuni neraka adalah tembaga cair dan baju besi yang terbuat dari penyakit kudis.</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> </span><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Wahai </span><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">kaum muslimin! Bersegeralah kalian untuk bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa yang telah kalian kerjakan, serta mintalah kepada Allah agar dijauhkan dari siksa api neraka yang menyala-nyala.</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Hal-hal yang telah kami sebutkan tadi adalah perkara yang telah Allah siapkan bagi penghuni neraka, dari kaum kuffar, orang-orang munafiq, penentang dakwah Rasul, orang yang banyak menyelisihi sunnah Rasulullah </span><span style="font-family: 'AGA Arabesque'; font-size: 14pt; line-height: 200%;">r</span><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> serta para pendosa yang selalu bergelimang dengan dosa dan maksiat.</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Adapun siksaan yang akan diterima penghuni neraka sangatlah banyak. Hal ini sebagai balasan terhadap kekufuran, dosa dan maksiat yang selalu mereka kerjakan. Dan juga menunjukkan betapa besar keadilan Allah </span><span style="font-family: 'AGA Arabesque'; font-size: 14pt; line-height: 200%;">I</span><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> terhadap para hambanya, yaitu Allah tidak akan mengazab hamba yang tidak mempunyai kesalahan dan akan membalas manusia yang selalu berbuat kerusakan sesuai apa yang telah mereka kerjakan.</span><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> Di antara Azab yan akan diterima penghuni neraka yaitu:</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><b><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> Pertama</span></i></b><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">: Kulit mereka gosong, hangus terbakar.</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Kulit merupakan tempat dirasakannya segala rasa, baik panas-dingin, lembut-kasar dan lain sebagainya. Maka api nereka akan membakar dan menghanguskan kulit mereka. Kemudian apabila kulit tersebut telah hangus terbakar, akan diganti dengan kulit yang baru, lalu dibakar lagi, hancur, diganti lagi dan dibakar lagi dan seperti itu seterusnya. Allah </span><span style="font-family: 'AGA Arabesque'; font-size: 14pt; line-height: 200%;">I</span><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> berfirman:</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. </span></i><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Setiap kali kulit mereka hangus terbakar, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab”.</span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> (An-Nisa’: 56)</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><b><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Kedua</span></i></b><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">: Hancur lebur tubuh-tubuh mereka</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Temasuk macam siksaan yang akan diterima orang-orang kafir dan musyrik yaitu mereka disiram dengan air yang sangat panas mendidih di atas kepala mereka. Maka dengan sebab panasnya air tersebut menjadikan usus-usus dan tubuh mereka hancur berantakan. Allah </span><span style="font-family: 'AGA Arabesque'; font-size: 14pt; line-height: 200%;">I</span><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> berfirman:</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Disiramkan air yang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu, hancur luluhlah segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). </span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">(QS. Al-Hajj: 19-20)</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><b><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Ketiga</span></i></b><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">: wajah-wajah mereka menghitam</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Allah berfirman:</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">“Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu ".</span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> (QS. Ali Imron: 106)</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><b><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Keempat</span></i></b><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">: Diselimuti api dari segala penjuru.</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> Allah berfirman:</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">“Bagi mereka lapisan-lapisan api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api) pula”</span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">(Az-Zumar: 16)</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><b><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Keenam</span></i></b><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">: Diikat, dibelengu dan dirantai </span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Allah telah siapkan bagi penghuni neraka rantai-rantai, belenggu-belenggu dan tali-tali untuk mengikat mereka sebagai salah satu bentuk penghinaan dan siksaan bagi orang yang selalu ingkar terhadap perintah-Nya. Allah berfirman:</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> </span></i><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">“Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala”</span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">. (Al-Insan: 4)</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Harus kita ketahui juga bahwa neraka adalah bersifat kekal, tidak akan pernah binasa. Ibnu Hazm berkata: “Seluruh umat telah sepakat bahwa surga dan kenikmatan yang ada di dalamnya tidak akan pernah binasa, Dan neraka beserta kesengsaraan yang ada di dalamnya tidak akan pernah hancur dan binasa pula ….”</span><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">. (almilal wan nihal, IV hal. 83).</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Rasulullah bersabda: <i>“Apabila penduduk surga telah masuk ke dalam surga dan penghuni neraka telah tetap berada di dalamnya, maka maut didatangkan di tengah-tengah antara surga dan neraka, kemudian disembelih lalu penduduk surga diseru: “Wahai penduduk surga kalian kekal dan tak akan pernah mati, Wahai penghuni neraka kekal dan tidak ada lagi kematian…”</i>(HR.Bukhori dan selainnya). </span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Maka yang tersisa pada saat itu adalah kegembiraan bagi penduduk surga serta kesedihan dan penyesalan yang tak terkira bagi penghuni neraka.</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Setelah kita mengetahui bahwasannya azab yang disediakan Allah adalah azab yang sangat pedih, akankah kita selalu berada dikubangan dosa-dosa sehingga kita terjerumus kedalam panasnya api neraka? Masihkah kita selalu bergelimang dengan maksiat, sehingga kita termasuk penghuni-penghuni neraka? Maukah engkau dilemparkan kedalam neraka disebabkan kesalahan dan dosa yang selalu engkau kerjakan? Pikirkanlah, renungkanlah, wahai orang-orang yang berakal !!</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 200%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Pada khutbah yang kedua ini kami akan sedikit menambahkan tentang beberapa amalan yang dapat menghindarkan diri dari siksa api neraka. Diantaranya yaitu:</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; margin-left: 18.7pt; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt; line-height: 200%;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Beriman kepada Allah </span><span lang="IN" style="font-family: 'AGA Arabesque'; font-size: 14pt; line-height: 200%;">I</span><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">, membenarkan seluruh risalah yang dibawa para Rasul serta selalu beramal shalih. Kekafiran merupakan sebab utama seorang dilemparkan kedalam neraka, maka merupakan jalan agar manusia selamat dari terjerumus ke dalam neraka adalah menegakkan keimanan dalam dirinya serta beramal dengan amalan-amalan shaleh. Allah berfirman:</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 0.7pt;"><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> (Yaitu) orang-orang yang berdo'a:"Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka"</span></i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">.(Ali imron: 16)</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 14pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; margin-left: 18.7pt; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt; line-height: 200%;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Diantara amalan yang lain yaitu cinta kepada Allah. Rasulullah </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="IN" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 14pt; line-height: 200%;"><span dir="RTL"></span> </span><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">pernah </span><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">bersabda:</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">“Allah tidak akan melemparkan hamba yang dicintai-Nya kedalam neraka” </span></i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">(Shoheh,HR. Hakim dan Ahmad)<i> </i>seorang yang dicintai Allah sudah pasti ia mencintai Allah juga.</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; margin-left: 18.7pt; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt; line-height: 200%;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Kemudian puasa, puasa merupakan perisai yang dapat menghindarkan manusia dari terjerumus kedalam api neraka. </span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; margin-left: 18.7pt; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt; line-height: 200%;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Kemudian, takut kepada Allah serta takut akan siksa-Nya yang mengerikan, jihad <i>fi</i> <i>sabilillah</i> serta manusia yang senantiasa memenuhi harinya dengan taubat dan istighfar kepada-Nya.</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; margin-left: 18.7pt; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt; line-height: 200%;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Dan seluruh amalan-amalan yang bernilai kebaikan lainnya, seperti: taat kepada orang tua, berbuat baik kepada tetangga, dan amalan-amalan kebaikan lainnya yang jumlahnya lebih dari 70 cabang kebaikan. Kesemuannya amalan ini akan menjauhkan kita dari siksa api neraka. </span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; margin-left: 0.7pt; text-indent: 18pt;"><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Maka wajib bagi kita untuk selalu meminta kepada Allah </span><span lang="IN" style="font-family: 'AGA Arabesque'; font-size: 14pt; line-height: 200%;">I</span><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> agar dihindarkan dari siksa neraka dan selalu memohon kepada-Nya agar dimasukkan ke dalam Surga. </span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Sebagai penutup, coba kita renungkan apa yang telah kita amalkan dari dulu sampai sekarang? apakah kita telah memenuhi hari-hari kita dengan ketaatan yang akan menolong kita dari siksaan api neraka atau malah sebaliknya kita selalu berbuat maksiat dan dosa sehingga membuat Allah murka? Kapan kita terakhir kali bersimpuh untuk bertaubat dan meminta ampunan kepada Allah? Kapan kita melelehkan air mata, menangis menyesali dosa dan maksiat yang telah kita kerjakan? amalan apa yang telah kita kerjakan untuk mambentengi diri dari neraka? wahai kaum muslimin! takutlah kalian terhadap kemurkaan Allah, takutlah kalian dari siksa neraka! renungkanlah wahai kaum muslimin! dan segeralah kalian meminta ampun kepada Allah dan bersegeralah untuk bertaubat kepada-Nya!</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Setelah kita mengetahui bagaimana kerasnya siksa neraka, maka hendaklah kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan, keimanan dan selalu menambah amalan-amalan yang dapat menghindarkan diri darinya dan dapat memasukkan ke dalam surga. </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 14pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Pembahasan ini banyak dinukil dari kitab: <i>“Al-Jannah wa An-Naar” </i>karya Syaikh Umar bin Sulaiman Al-Asyqar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div>al ukhuwahhttp://www.blogger.com/profile/18012394358450050607noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8450425188895241449.post-38612923320239834822011-10-26T15:45:00.002+07:002011-10-27T05:20:42.988+07:00Tingkatan dalam Mengingkari Kemungkaran<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Agama islam merupakan agama yang sangat sempurna, semua permasalahan-permasalahan manusia telah dijelaskan di dalam islam, dari perkara yang terkecil terlebih lagi perkara besar. Termasuk urusan yang ada serta disebutkan tentang tata caranya adalah tentang permasalahan <i>Ingkarul munkar</i>, mengingkari suatu kemungkaran. Maka di dalam mengingkari kemungkaran terdapat beberapa <i>marotib</i> atau tingkatan-tingkatan dalam menyampaikannya, Rasulullah <i>shalallahu alaihi wa sallam</i> bersabda:</span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: x-large;"><span class="hadith"><b><span lang="AR-SA" style="line-height: 150%;">مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً،</span></b></span><span dir="LTR"></span><span class="hadith"><b><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> </span></b></span><span class="hadith"><b><span lang="AR-SA" style="line-height: 150%;">فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ</span></b></span><span lang="AR-SA" style="line-height: 150%;"></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: small;"><span dir="LTR"></span><i><span lang="IN"><span dir="LTR"></span>"Barangsiapa menyaksikan suatu kemungkaran maka hendaklah ia merubah dengan tangannya, apabila dia tidak mampu maka dengan lisannya dan jika tidak mampu juga maka wajib mengingkari dengan hatinya dan ini merupakan selemah-lemahnya iman </span></i><span lang="IN">(HR. Muslim)</span></span><br />
<a name='more'></a></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: small;"><span lang="IN"> Dalam hadits ini Rasulullah </span><span lang="IN"> menjelaskan tentang tiga tingkatan dalam tata cara mengingkari kemungkaran:</span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: small;"><b><i><span lang="IN">Pertama: </span></i></b><span lang="IN">Rasulullah </span><span lang="IN"> menyatakan: </span></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: large;"><span class="hadith"><b><span lang="AR-SA" style="line-height: 150%;">فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ</span></b></span><span lang="AR-SA" style="line-height: 150%;"></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: small;"><span dir="LTR"></span><i><span lang="IN"><span dir="LTR"></span>"Hendaklah ia mengingkari atau merubah dengan tangannya"</span></i></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: small;"><span lang="IN"> <i>Ingkarul munkar</i> –</span><span style="font-size: large;"><span class="hadith"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="line-height: 150%;">بِاْليَدِ</span></b></span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN"><span dir="LTR"></span>– dengan menggunakan tangan, ini bukan dibebankan kepada setiap orang tetapi mengingkari kemungkaran dengan menggunakan tangan ini merupakan <i>taklif </i>atau pembebanan yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan atau seorang yang memiliki kekuasaan. Tapi di sini jangan dipahami bahwasannya kita mentakwil dengan kekuasaan, tidak! Tapi <i>gholib</i>nya atau umumnya mengingkari kemungkaran dengan tangan yang memiliki kemampuan ini adalah penguasa. </span></span><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Seorang Presiden atau Gubernur, Bupati atau semisalnya, maka dengan kekuasaannya itu dia mampu mengingkari kemungkaran dengan tangannya, dan itupun kembali kepada kaidah <i>'kalau hal itu membawa mashlahat'.</i> Dan pada umumnya kalau penguasa mengingkari kemungkaran dengan tangannya akan membawa maslahat kebaikan karena memang kekuasaan ada pada dirinya. </span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Misalkan pemerintah membuat suatu peraturan bahwasannya toko-toko dilarang menjual minuman keras atau menutup pabrik minuman keras dengan tegas, maka ini akan bermanfaat besar bagi kaum muslimin atau rakyatnya secara umum. Dan yang sekarang besar-besaran dilakukan pemerintah yaitu memberantas narkoba, maka hasil yang didapat dari <i>izalatul munkar </i>atau menghilangkan kemungkaran ini tadi betul-betul dirasakan oleh kaum muslimin atau rakyatnya secara umum. </span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ini yang pertama, kemudian yang</span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: small;"><b><i><span lang="IN">Kedua: </span></i></b><span lang="IN">Nabi </span>r<span lang="IN"> menyatakan:</span></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: large;"><span class="hadith"><b><span lang="AR-SA" style="line-height: 150%;">فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ</span></b></span><span lang="AR-SA" style="line-height: 150%;"></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><i><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Jikalau dia tidak mampu maka hendaklah ia merubah dengan lisannya"</span></i></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Dijelaskan juga: Adapun mengingkari kemungkaran dengan lisan, inipun tidak setiap orang mampu melaksanakannya. Jadi dengan syarat, harus mengetahui betul bahwa kemungkaran itu benar-benar telah terjadi dan dia mengetahui bahwa perkara tersebut benar-benar perkara yang mungkar, baru kemudian dia ingkari dengan lisannya, kalau dia tidak mampu mengubah kemungkaran itu tadi dengan tangannya.</span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Allah membebankan <i>ingkarul mungkar</i> dengan menggunakan lisan ini adalah untuk orang-orang yang diberi ilmu dan hikmah oleh Allah <i>ta’ala</i>, bukan untuk semua orang. Kenapa? Karena seorang yang melakukan <i>ingkarul munkar </i>atau <i>izalatul mungkar</i> dengan menggunakan lisan tapi dia tidak memiliki ilmu terhadap hal-hal yang hendak ia ingkari, biasanya kerusakannya akan lebih besar daripada maslahatnya. </span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, seorang pejuang islam yang telah menggunakan lisannya untuk berdakwah dan telah mengerahkan tenaga dan tangannya untuk berjihad terlebih lagi dengan hatinya dalam kisahnya yang masyhur dengan tentara Tartar, tentara kafir. Diceritakan pada suatu hari beliau bersama murid-muridnya berjalan lalu menjumpai tentara Tartar sedang mabuk-mabukan. Kemudian beliaupun berjalan begitu saja, tidak menegur dengan sepatah katapun. Maka ada salah seorang muridnya bertanya: Wahai Tuan Guru ! Kenapa engkau tidak mengingkari mereka, padahal jelas-jelas mereka melakukan kemungkaran di hadapan kita? Apa jawab Syaikh ? </span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Beliau mengatakan: "Kalau mereka mabuk-mabukan seperti itu kemungkaran hanya terbatas pada diri mereka saja dan mereka sajalah yang mabuk, tapi kalau kita ingkari kemungkarannya, mereka akan meningkatkan kemungkaran mereka tersebut, mereka akan marah, lalu memerangi kaum muslimin dan menyebabkan tertumpahkan darah kaum muslimin. Karena memang pada waktu itu sedang terjadi peperangan dengan kaum muslimin. </span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Ini merupakan sikap hikmah, ketika Syaikhul Islam meninggalkan mengingkari kemungkaran karena menurut pertimbangannya kalau diingkari justru akan terjadi madharat dan bahaya yang lebih besar, yaitu apa? Tertumpahkannya darah kaum muslimin.</span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Dalam kesempatan lain Syaikhul Islam juga pernah berkata dan ini perlu dicatat dengan tinta emas : "Hendaklah ingkarmu terhadap kemungkaran bukan dengan cara yang mungkar. Jadi, hendaklah engkau memerintahkan yang makruf dengan cara yang makruf dan engkau mengingkari kemungkaran bukan dengan cara yang mungkar". </span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kemudian yang </span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: small;"><b><i><span lang="IN">Ketiga:</span></i></b><b><span lang="IN"> </span></b><span lang="IN">Rasulullah menyatakan: </span></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: large;"><span class="hadith"><b><span lang="AR-SA" style="line-height: 150%;">فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ</span></b></span><span dir="LTR" lang="IN"></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><i><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">"Dan jika tidak mampu juga maka wajib mengingkari dengan hatinya"</span></i></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Adapun mengingkari kemungkaran atau kebid'ahan dengan hati, dijelaskan bahwa itu mampu dilakukan setiap muslim, tidak boleh berudzur setiap muslim darinya. Kenapa? Karena masing-masing manusia telah Allah bekali dengan hati dan hati itu tempatnya di dalam tak ada seorangpun yang tahu. </span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Pengingkaran dengan hati ini yaitu dilakukan dengan <i>baro'ah</i> (berlepas diri), tidak bersekutu, tidak berkumpul dengan pelakunya yaitu pelaku kemungkaran. </span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Kemudian Rasulullah <i>Shalallahu alaihi wa sallam</i> melanjutkan sabdanya di atas: </span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: large;"><span class="hadith"><b><span lang="AR-SA" style="line-height: 150%;">وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ</span></b></span><span lang="AR-SA" style="line-height: 150%;"></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: small;"><span dir="LTR"></span><i><span lang="IN"><span dir="LTR"></span>"Ini merupakan selemah-lemahnya iman"</span></i><span lang="IN"></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Dikatakan oleh Imam An Nawawiy: "Selemah-lemah iman di sini maksudnya adalah sedikit sekali nampak buahnya. Dan pengingkaran dengan hati ini bukan berarti itu adalah keimanan yang paling lemah, tidak! Karena kadang-kadang memang kita tidak mampu mengingkari dengan tangan, tidak mampu mengingkari dengan lisan tapi wajib kita mengingkari dengan hati.</span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Realita Ingkarul Munkar zaman sekarang</span></b></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Bila kita melihat sekarang ini, banyak sekali fitnah yang terjadi disebabkan seorang berupaya ingkarul mungkar sedang ia tidak memahami tingkatan yang semestinya dia lakukan, sehingga seharusnya yang ia mampu hanya mengingkari kemungkaran dengan hatinya, tapi dia berupaya mengingkari dengan lisannya. Sehingga kadang-kadang ketika terjadi perdebatan dengan para pelaku kemungkaran, karena kepepet tidak punya ilmu, tidak punya bahan untuk menjelaskan akhirnya ia memeras pikirannya, menguras perasaannya lalu semau-maunya yang penting menang. Maka dia telah terperosok ke dalam kemungkaran yang lebih besar. </span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Dan juga banyak kita jumpai sekelompok orang yang mungkin baru bisa mengingkari kemungkaran dengan hatinya atau maksimal dengan lisannya, tapi mereka berusaha ingkarul mungkar dengan tangannya. Mereka mengangkat bendera yang mereka atas namakan dengan bendera islam, mereka merusak tempat-tempat umum, menghancurkan tempat-tempat maksiat, membakar pusat-pusat perjudian akan tetapi mereka lupa terhadap kewajiban terbesar yang harus mereka tegakkan yaitu menegakkan nilai-nilai tauhid dalam kehidupan, perkara yang paling penting yang sama sekali tidak boleh ditinggalkan. Sehingga dengan perbuatan mereka tersebut akan menimbulkan banyak sekali kemadhorotan dan kerusakan, seperti keamanan terganggu, ketentraman tersia-siakan, kedamaian berkurang serta manusia menganggap bahwa kaum muslimin adalah golongan keras tidak memiliki kasih sayang. </span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Wahai kaum muslimin! Perhatikanlah perkara penting ini, yaitu tingkatan dalam menerapkan ingkarul munkar, karena barangsiapa menyelisihi jalan yang ditempuh oleh Rasulullah dan para sahabatnya maka ia akan terperosok ke dalam kekeliruan dan kesalahan. Maka camkanlah tingkatan yang sangat penting ini.</span></span></div>al ukhuwahhttp://www.blogger.com/profile/18012394358450050607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8450425188895241449.post-19796269728103369502011-10-26T15:10:00.002+07:002011-10-27T20:40:11.897+07:00Kiat Sukses Menjadi Muslim Yang Kokoh<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Akibat lemahnya kaum muslimin</span></b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Sering kita jumpai pada zaman yang sudah renta ini seorang yang mengaku muslim, tetapi muslimnya hanya sebatas pengakuan lisan atau sekedar tulisan "islam" yang tertera di KTP-nya saja. Pada hakikatnya ia jauh dari nilai-nilai keislaman yang sebenarnya, shalat wajib jarang dilaksanakan bahkan ada juga yang shalatnya hanya 2 kali dalam setahun yaitu shalat hari raya idhul fitri dan idhul adzha saja, apalagi akhlaknya jauh dari panutan kita yaitu Rasulullah </span><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Shalallahu alaihi wa sallam</span></i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">, </span><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">dalam pergaulan sehari-hari pun isinya hanya menyianyiakan waktu dan menghambur-hamburkan harta. Mungkin ini gambaran yang pas untuk muslim yang tidak kokoh dalam beragama. </span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Maka dampak yang ditimbulkan yang paling besar menimpa kaum muslimin adalah terjadinya kelemahan dan kehinaan pada mereka. Hal ini disebabkan karena mereka telah terjangkit penyakit ganas yang sulit diobati yaitu penyakit <i>"wahn"</i>, cinta dunia dan takut mati sehingga mereka tidak berdaya di hadapan musuh-musuh mereka. Rasulullah </span><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Shalallahu alaihi wa sallam</span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> bersabda:</span><br />
<a name='more'></a><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.3pt;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt; line-height: 150%;">وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR"></span><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>“</span></i><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Dan Allah akan menghilangkan rasa takut dan segan dari dada-dada musuh kalian dan Dia akan menimpakan ke dalam hati-hati kalian penyakit “Wahn” (kelemahan)”. </span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Lalu ada yang bertanya, wahai Rasulullah apa yang dimaksud “Wahn” itu?<i> Beliau menjawab: “Cinta dunia dan takut mati”</i></span><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Shohih dengan banyak jalan periwayatan. Hadits ini diriwayatkan oleh imam Abu Daud (4297) dari jalan ibnu Jabir. Juga diriwayatkan oleh imam Ahmad (5/278), Abu Nuaim dalam <i>Hilyatul-Auliya’</i> (1/182) dari jalan Al-Mubarok bin Fadholah</span><br />
<span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Ketahuilah! Kaum muslimin tidak akan kembali di atas kejayaan kecuali mereka kembali ke jalan yang membuat Islam berada di masa keemasan pada zaman dahulu yaitu kembali kepada Al Qur'an dan As sunnah serta memahami agama seperti pemahaman salafus sholih, generasi yang paling mengetahui tentang hakikat agama yang dibawa oleh Rasulullah </span><span style="font-family: 'AGA Arabesque'; font-size: 14pt; line-height: 150%;">r</span><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">. Sungguh benar perkataan Imam Malik<b> </b><i>Rahimahullah</i> : “Umat ini tidak akan menjadi baik kecuali dengan (meniru) bagaimana generasi awalnya menjadi baik.”</span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Sesungguhnya kokoh di atas agama Islam dan selalu konsisten dengan manhaj yang benar adalah nikmat yang sangat agung yang Allah </span><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">ta’ala</span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> anugerahkan kepada hamba-Nya. Dan ini merupakan sebagai simbol kecintaan Allah dan keridhoan-Nya.</span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Allah </span><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">ta’ala</span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> berfirman kepada Nabi-Nya :</span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">"Dan seandainya kami tidak memperkokoh (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka. Jika terjadi demikian, maka sungguh, kami akan timpakan kepada kamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami" </span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> (QS. Al israa': 74-75)</span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Islam yang kokoh pada diri seseorang akan memotifasi dirinya untuk selalu mengerjakan hal-hal yang dicintai oleh Allah </span><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">ta’ala</span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">, mendorong untuk mengerjakan perbuatan yang berhias dengan kebaikan dan amalannya pun akan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah </span><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">ta’ala</span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> maupun Rasulullah </span><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Shalallahu alaihi wa sallam</span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">. </span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Berikut kami sampaikan kiat-kiat untuk menjadikan keislaman kita kokoh, di antaranya:</span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Menolong agama Allah ta'ala,</span></b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> Allah berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 150%; margin-right: 18pt; text-align: justify;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt; line-height: 150%;">يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن تَنصُرُوا اللهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ</span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR"></span><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu".</span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> (QS. Muhammad: 7)</span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Menolong agama Allah adalah dengan menegakkan agama dalam diri sendiri kemudian menyebarkannya di tengah-tengah manusia. Serta menghancurkan syirik, bid'ah, khurafat serta penyakit-penyakit masyarakat yang lainnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Dan termasuk menolong agama Allah adalah menuntut ilmu syar'i. Karena hanya dengan ilmu agama yang benar seorang dapat membela agama Allah dari pengaruh bid'ah, subhat, khurofat, serta bahaya syirik. Dan termasuk dalam hal ini adalah jihad di jalan Allah dengan pedang. Dan lain sebagainya.</span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Berkata dengan ucapan yang baik.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Allah telah berfirman: </span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; margin-right: 0.3pt; text-align: justify;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt; line-height: 150%;">يُثَبِّتُ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي اْلأَخِرَةِ </span></b><b><span dir="LTR" style="font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">"Allah meneguhkan (keimanan) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang kokoh dalam kehidupan dunia dan akhirat" </span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">(QS. Ibrohim : 27)</span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Ucapan yang baik mencerminkan bahwa diaseorang yang mempunyai kepribadian yang tinggi serta teguh dan konsisten dalam menjalankan perintah-perintah agama.</span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Berdoa kepada Allah </span></b><b><i><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">ta’ala</span></i></b><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">.</span></b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Allah berfirman menyebutkan do'anya orang-orang yang beriman:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 150%; margin-right: 0.3pt; text-align: justify;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt; line-height: 150%;">قَالُوا رَبَّنَآ أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR"></span><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>"<i>Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." </i>(QS. Al Baqarah : 250).</span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> Doa adalah senjata terampuh yang dimiliki kaum muslimin, maka barangsiapa yang berdoa hanya kepada Allah meminta agar Allah mengokohkan dan meneguhkan agamanya baik dalam perkataan atau perbuatan, niscaya Allah mengabulkan doanya dan menjadikan kokoh serta teguh keimanan dan agamanya.<b> </b></span><b><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">4.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Melaksanan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Seorang hamba yang baik dalam perkataannya, bagus amalannya serta taat terhadap perintah Rabbnya merupakan petunjuk bahwa ia seorang yang kokoh dalam beragama dan berpegangteguh dalam menjalankannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Allah berfirman : </span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; margin-right: 0.3pt; text-align: justify;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt; line-height: 150%;">وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا وَإِذًا لأَّتَيْنَاهُم مِّن لَّدُنَّآأَجْرًا عَظِيمًا وَلَهَدَيْنَاهُمْ صِرَاطًا مُّسْتَقِيمًا</span></b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR"></span><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>"Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman) mereka. Dan kalau demikian, pasti kami berikan kepada mereka pahala yang besar di sisi kami.dan pasti kami tunjuki mereka jalan yang lurus" </span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">(QS. An nisa': 66-68).</span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Kemudian kiat agar kita kokoh dalam beragama yang selanjutnya adalah:</span><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">5.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Mentadabburi (merenungi dan memikirkan) isi kandungan Al Quran.</span></b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Ketahuilah wahai kaum muslimin! Sesungguhnya poros agama Islam adalah Al Qur'an yang mana mempelajarinya merupakan sebab utama meraih keislaman yang sebenarnya dan keimanan yang terpatri dengan kuat di dalam jiwa. Karena seorang yang mentadaburi Al Quran pasti akan bertambah keyakinannya terhadap khabar-khabar yang ada di dalamnya. Allah menyatakan: </span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 150%; margin-right: 0.3pt; text-align: justify;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt; line-height: 150%;">قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِن رَّبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ</span></b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Katakanlah : "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur'an itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)</span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">" (QS. An nahl: 102)</span><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">6.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Mengikuti jalan yang ditempuh orang</span></b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">-<b>orang Sholih.</b> </span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Allah </span><span style="font-family: 'AGA Arabesque'; font-size: 14pt; line-height: 150%;">I</span><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; margin-right: 0.65pt; text-align: justify;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt; line-height: 150%;">وَكُلاًّ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَآءِ الرُّسُلِ مَانُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَآءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR"></span><i><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>"Dan semua kisah-kisah dari rasul-rasul telah kami ceritakan kepadamu, yaitu kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan dan kokohkan hatimu, dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman" </span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> (QS. Huud: 120)</span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> Inilah di antara hal-hal yang dapat mengokohkan dan meneguhkan keimanan dan keislaman kita, hal ini tidak terbatas pada perkara yang telah disebutkan di atas akan tetapi sangat banyak karena seluruh amalan yang mengandung kebaikan dan pahala merupakan perkara yang dapat mengokohkan dan menguatkan keimanan dan keislaman kita. </span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> Sifat-sifat ini adalah sifat yang dimiliki <i>At Thoifah Al Manshuroh</i> (golongan yang mendapat pertolongan). Allah</span><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">-</span><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">lah yang telah menumbuhkan dan memberikan pertolongan serta menjanjikan kebersamaan (dalam ilmu dan pengawasan)-Nya kepada mereka, merekalah golongan yang mendapat keridhoan. Oleh karena itu, tidak akan tersisa bagi ahlul bid'ah maupun pengekor hawa nafsu kecuali hanya kesedihan, kedukaan serta siksaan yang pedih kepada thoghut-thoghut yang mereka mengganti nikmat Allah (agama Islam) dengan kekafiran.</span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> Maka kemenangan dan kabar gembira hanyalah untuk orang-orang yang kokoh dalam menjalankan agama islam, meskipun orang-orang musyrik membencinya.</span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> Yang menjadi pertanyaan, sudahkah keimanan dan keislaman telah kokoh terhunjam di hati kita? Ucapan dan amalan kita telah sesuai dengan Al quran dan As sunnah? Sudahkah keislaman dan keimanan kita mendorong diri kita untuk menjalankan seluruh perintah agama? Hendaklah ini menjadi renungan bagi kita semua.</span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> Wahai kaum muslimin! Terakhir yang harus kita perhatikan, hindari hal-hal yang dapat melemahkan dan mengendurkan kualitas agama dan keimanan kita serta kerjakanlah semua amalan yang dapat menjadikan kokoh keislaman kita.</span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Dinukil dari : makalah berjudul <i>Al Qabidh 'alal jamr </i>oleh: Syaikh Salim bin 'Ied Al Hilali</span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">dalam<i> </i>Majalah "Ommaty" edisi 21 Robi'ul akhir 1427 / 2006</span><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Dengan tambahan dan pengurangan seperlunya. </span><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"></span></div>al ukhuwahhttp://www.blogger.com/profile/18012394358450050607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8450425188895241449.post-16514915247368014252011-10-26T14:54:00.001+07:002011-10-27T20:41:11.310+07:00Nasehat Ibrahim Ibn Adham Tentang Maksiat<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span lang="IN" style="font-size: 16pt; line-height: 150%;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Ada kisah seorang lelaki yang mendatangi Ibrahim ibn Adham. Ibrahim Ibn Adham adalah seorang ahli tabib ahli jiwa. Lelaki itu berkata kepada Ibrahim, “Aku adalah orang yang menyakiti diri sendiri (berbuat dosa). Tunjukkanlah kepadaku hal-hal yang bisa membuatku jera !" </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Ibrahim menasehatinya, “Jika kamu melakukan lima hal ini, kamu tidak akan termasuk orang-orang yang melakukan maksiat. Lelaki itu berkata (ia sangat bersemangat untuk mendengar nasehat si tabib), “Berikanlah apa (nasehat) yang engkau punyai wahai Ibrahim!” Maka Ibrahim menyebutkannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">“<b>Pertama</b>, jika kamu ingin berbuat maksiat kepada Allah, janganlah kamu memakan sesuatupun dari rizkiNya.” Orang itu pun terheran-heran dan kemudian berkata dengan nada bertanya, “Bagaimana engkau mengatakan hal itu wahai Ibrahim padahal semua rizki datangnya dari Allah Ta'ala?” Ibrahim menjawab, “Jika kamu mengetahui hal itu, apa pantas kamu memakan rizkiNya sedangkan engkau berbuat maksiat terhadap Nya.” Orang itu berkata, “Tidak, wahai Ibrahim. Kemudian apa yang kedua?” Ibrahim melanjutkan,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"><b>“Kedua</b>, jika kamu ingin berbuat maksiat kepada Allah, janganlah kamu bertempat tinggal di Bumi Allah.” Maka orang itu pun terheran-heran -melebihi keheranannya yang pertama- dan bertanya, “Bagaimana engkau mengatakan hal itu wahai Ibrahim, padahal semua negeri adalah milik Allah?” Ibrahim menjelaskan, “Bila kamu mengetahui akan hal itu, apa pantas kamu tinggal di Bumi-Nya dan berbuat maksiat kepada-Nya?” Lelaki itu menjawab “Tidak, wahai Ibrahim. Sebutkan yang ketiga!” Ibrahim menyebutnya,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">“<b>Ketiga</b>, jika kamu ingin berbuat maksiat kepada Allah maka carilah suatu tempat yang Allah tidak melihatmu. (Jika kamu mendapatkan tempat itu) maka lakukanlah maksiatmu kepada Allah!” Lelaki itu berkata, “Bagaimana engkau mengatakan hal itu wahai Ibrahim, padahal Allah Maha Tahu segala rahasia dan Maha Mendengar derap kaki semut yang sedang berjalan di atas batu cadas yang keras pada malam yang gelap gulita? ” Maka Ibrahim berkata kepadanya, “Bila kamu mengetahui hal itu, apa pantas kamu berbuat maksiat kepadaNya?” Lelaki itu menjawab, “Tidak, wahai Ibrahim. Lalu apa yang keempat?”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">I</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">“<b>Keempat</b>, jika datang malaikat maut untuk mencabut nyawamu maka katakan padanya, “Tundalah sampai batas waktu tertentu (sampai aku taubat terlebih dahulu) !” Lelaki itu pun keheranan, “Bagaimana engkau mengatakan hal itu wahai Ibrahim, padahal Allah berfirman, <i>“Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya dan tidak dapat (pula) memajukannya</i>?” (QS. Al-Munafiqun: 11) Ibrahim berkata kepadanya, “Bila kamu mengetahui hal itu, bagaimana kamu mengharapkan keselamatan?” Lelaki itu berkata, “Benar. Berikanlah yang kelima wahai Ibrahim!” Ibrahim melanjutkan,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">“<b>Kelima</b>, bila datang kepadamu malaikat Zabaniyyah -mereka adalah malaikat penjaga neraka Jahannam- untuk menyeretmu ke neraka Jahannam janganlah engkau pergi bersama mereka.” Belum selesai Ibrahim mengatakan nasehat yang kelima, lelaki itu menangis tersedu-sedu sembari berkata , “Cukup Ibrahim! Aku mohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepadaNya.” Orang itu pun akhirnya menekuni ibadah sampai akhir hayatnya.</span></div>al ukhuwahhttp://www.blogger.com/profile/18012394358450050607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8450425188895241449.post-67402631070449134072011-10-26T13:57:00.002+07:002011-10-27T05:22:36.680+07:00Meraih Kembali Kejayaan Islam<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent></m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoBodyTextIndent" style="text-indent: 0cm;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"></span></b></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Kalau kita mau memperhatikan sejenak, sungguh umat ini tengah tertimpa kelemahan, kehinaan dan bencana yang membinasakan. Kebanyakan musibah dan ujian ini disebabkan lalainya kaum muslimin terhadap sebab-sebab yang mendatangkan bencana dan malapetaka. </span></div><div class="MsoBodyText"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Allah</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"> berfirman :</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">وَمَآأَصَابَكُم</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">مِّن</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">مُّصِيبَةٍ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">فَبِمَا</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">كَسَبَتْ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">أَيْدِيكُم</span></b><span dir="LTR" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"> “<i>Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri</i>” (QS.As-Syuraa : 30)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Seandainya umat Islam, seluruh kaum muslimin, baik laki-laki maupun perempuan beserta para pemimpinnya kembali kepada ajaran Islam yang benar, mentadabburi kitabullah dan sunnah Rasulullah</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">, mengamalkan hukum-hukum dan hikmahnya, niscaya mereka akan meraih pertolongan Allah </span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"> atas musuh-musuh mereka dan kejayaan Islam yang diidam-idamkan akan segera terwujud.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Rasulullah </span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">bersabda :</span></div><div class="MsoBodyText" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">سَلَّطَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">اللهُ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">عَلَيكُمْ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">ذُلاً</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;">, </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">لاَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">يَنْزِعُهُ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">عَنْكُمْ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">حَتَّى</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">تَرْجِعُوا</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">إِلَى</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">دِينِكُمْ</span></b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"> <i>“Allah akan menimpakan kehinaan pada kalian yang kehinaan itu tidak akan dicabut sampai kalian mau kembali kepada agama kalian (yang haq)</i>.” (HR. Ahmad,<span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span> </span>Abu Dawud<span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span> </span>dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam <i>Ash-Shahihah</i>: 11)</span><br />
<a name='more'></a></div><div class="MsoBodyTextIndent"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Dengan demikian, satu-satunya jalan yang akan menghantarkan kita pada kemenangan hanyalah kembali kepada agama Islam yang benar, kita akan mulia dan tiada kemuliaan yang hakiki melainkan dengannya. </span></div><div class="MsoBodyTextIndent"><b><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Umar bin Khathab</span></b><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"> berkata : “ <i>Kita adalah suatu kaum yang telah dimuliakan oleh Allah ta’ala dengan Islam ini, apabila kita mencari kemuliaan pada selain Islam niscaya kita akan disesatkan atau tersesat.”</i></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="text-indent: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Di antara sebab-sebab untuk meraih kembali kejayaan Islam adalah :</span><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Menegakkan tauhid, merealisasikan keimanan serta beramal dengan amal shaleh</span></b></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="text-indent: 27pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Ini adalah sebab utama agar kejayaan kaum muslimin kembali kepada mereka. Hanya dengan merealisasikan tauhid yang benar dalam kehidupan sehari-hari, kita akan meraih kemenangan yang dijanjikan oleh Allah. Mayoritas kaum muslimin mengira bahwa dengan banyaknya personel yang terlatih lagi kuat, persenjataan yang canggih akan dicapai kejayaan, namun hal ini bukanlah sebab utama. Sebab utama adalah kembali kepada tauhid dan mendakwahkannya serta mengajarkannya kepada umat ini sehingga mereka beragama sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah dan Rasul-Nya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Allah </span><span style="font-family: 'AGA Arabesque'; font-size: 14pt;"></span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"> berfirman: </span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">وَعَدَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">اللهُ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">الَّذِينَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">ءَامَنُوا</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">مِنكُمْ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">وَعَمِلُوا</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">الصَّالِحَاتِ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">فِي</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">اْلأَرْضِ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">كَمَااسْتَخْلَفَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">الَّذِينَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">مِن</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">قَبْلِهِمْ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><span dir="LTR" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">“<i>Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana sebagaimana orang-orang sebelum mereka</i>.” (QS.An-Nur : 55)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Maka kewajiban kaum muslimin saat ini adalah memperbaiki aqidah dan keimanan mereka, sehingga kejayaan Islam akan mampu diraih sebagaimana yang terjadi pada pendahulu mereka. Sungguh benar <b>perkataan Imam Malik </b><i>Rahimahullah</i>: “Umat ini tidak akan menjadi baik kecuali dengan (meniru) bagaimana generasi awalnya menjadi baik.”. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Ya ! hanya mengikuti generasi awal umat ini, generasi terbaik, generasi yang terjamin kemurnian aqidahnya, maka kita akan meraih kejayaan yang selama ini kita nanti-nantikan. Coba tengok! apa yang menjadikan kaum muslimin memperoleh kemenangan pada zaman Rasulullah? Apa yang menyebabkan kaum muslimin memperoleh kemenangan sehingga bangsa Persia takluk dibawa bendera islam? Apa yang mendasarinya? Tidak lain dan tidak bukan ialah merealisasikan dan menegakkan kalimat tauhid <i>La ilaha illaLlah.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Barangsiapa yang menolong agama Allah niscaya Allah akan menolongnya</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Menolong agama Allah adalah dengan cara menegakkan syariat-syariat-Nya, <i>ittiba’</i> (meneladani) petunjuk Nabi-Nya </span><i><span style="font-family: 'AGA Arabesque'; font-size: 14pt;">shalallahu alai wa sallam</span></i><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">, mewujudkan <i>ubudiyah</i> (peribadatan) hanya kepada Allah semata, menjauhi kesyirikan, menghidupkan sunnah-sunnah Nabi dan mematikan serta menumpas bid’ah-bid’ah dan kerusakan-kerusakan lainnya, dengan cara amar ma’ruf nahi mungkar dan jihad fi sabilillah.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent3"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Menolong agama Allah adalah dengan mentaati Allah dan Rosul-Nya, melaksanakan segala apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rosul-Nya dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh keduanya.</span></div><div class="MsoBodyText"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Allah </span><span style="font-family: 'AGA Arabesque'; font-size: 14pt;"></span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"> berfirman :</span></div><div class="MsoBodyText" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">وَلَيَنصُرَنَّ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">اللهُ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">مَن</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">يَنصُرُهُ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">إِنَّ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">اللهَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">لَقَوِيٌّ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">عَزِيز</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span> </span><i><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa”.</span></i><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"> (QS.Al-Hajj:40)</span></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 18pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Dan barangsiapa yang diberi pertolongan oleh Allah, maka tiada seorang pun yang dapat mengalahkannya. Musuh-musuh islam akan takluk dan tidak berkutik di hadapan kaum muslimin disebabkan kaum muslimin menolong agama Allah maka Allah menolong mereka.</span></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Amar ma’ruf dan nahi munkar</span></b></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 18pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Yakni mengajak kepada perbuatan yang ma’ruf yaitu semua hal yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan mencegah dari perkara yang munkar, yaitu segala hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. </span></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 18pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Jadi kaum muslimin harus kembali kepada jalan ini, dengan amar ma’ruf dan nahi munkar kita akan menjadi umat yang terbaik, umat yang jaya, sebagaimana firman Allah:</span></div><div class="MsoBodyText" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-right: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">كُنتُمْ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">خَيْرَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">أُمَّةٍ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">أُخْرِجَتْ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">لِلنَّاسِ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">تَأْمُرُونَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">بِالْمَعْرُوفِ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">وَتَنْهَوْنَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">عَنِ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">الْمُنكَرِ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">وَتُؤْمِنُونَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">بِاللهِ</span></b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 18pt;"><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span>“Kalian adalah sebaik-baik umat yang telah dikeluarkan untuk seluruh manusia kalian amar ma’ruf dan nahi munkar serta beriman kepada Allah.”</span></i><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"> (QS. Ali Imran: 110)</span></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 18pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Dalam ayat di atas disebutkan bahwasannya syarat agar kita –kaum muslimin– menjadi umat terbaik adalah mengerjakan amar ma’ruf, mengajak kepada kebaikan serta mencegah dari terjadinya kemungkaran.</span></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 18pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">4.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Kesabaran dan Ketaqwaan</span></b></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 27pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Allah </span><span style="font-family: 'AGA Arabesque'; font-size: 14pt;"></span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">telah menjajikan kejayaan hanya kepada ahlinya, dan Dia menjadikan akibat yang baik berupa pertolongan, kekuatan dan kejayaan serta mengalahkan tipu daya musuh-musuhnya, yaitu diperuntukkan bagi orang yang bersabar dan bertaqwa kepada-Nya. Allah</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"> berfirman : </span></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 18pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; text-indent: 18pt; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">وَإِن</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">تَصْبِرُوا</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">وَتَتَّقُوا</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">لاَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">يَضُرُّكُمْ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">كَيْدُهُمْ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">شَيْئًا</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">إِنَّ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">اللهَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">بِمَا</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">يَعْمَلُونَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">مُحِيطٌ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><span dir="LTR" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 18pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">“<i>Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan</i>.” (QS. Ali‘Imran:</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"> </span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">120)</span></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 18pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Ketahuilah! Bahwasannya musuh kaum muslimin dari kaum <i>kuffar,</i> orang-orang musyrik dan para penyembah hawa nafsu tidak akan mampu memberikan madhorot yang mencelakakan mereka sedikitpun. Allah berfirman menceritakan tentang wasiat Nabi Musa kepada kaumnya:</span></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 18pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"> “<i>Musa berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; dipusakakan-Nya bumi ini kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa</i>”. (QS. Al-A’raf :128)</span></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 18pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Rasulullah </span><i><span style="font-family: 'AGA Arabesque'; font-size: 14pt;">shalallahu alai wa sallam</span></i><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"> juga pernah bersabda : </span></div><div class="MsoBodyText" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; text-indent: 18pt; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">وَأَنَّ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">النَّصْرَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">مَعَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">الصَّبْرِ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">وَأَنَّ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">الْفَرَجَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">مَعَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">الْكَرْبِ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">وَأَنَّ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">مَعَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">الْعُسْرِ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">يُسْرًا</span></b><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="LTR" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 18pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">“<i>Ketahuilah bahwa dalam kesabaran terdapat kemenangan, dalam kesusahan terdapat kelapangan dan dalam kesulitan terdapat kemudahan</i>.” (HR. Ahmad,Al-Hakim,<span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span> </span>Abu Nu’aim dan ‘Abdu Humaid. Dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam <i>Ash-Shahihah </i>: 2382)</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"></span></div><div class="MsoBodyText"><br />
</div><div class="MsoBodyText"><b><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Ketahuilah wahai kaum muslimin,</span></b></div><div class="MsoBodyText"><b><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Perselisihan merupakan sebab kelemahan dan kehinan</span></b></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 18pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Seandainya umat ini bersatu diatas kalimat tauhid, berpegang teguh dengan tali (agama) Allah, berjihad melawan musuh-musuh Islam dan musuh Allah, dalam rangka meninggikan kalimat Allah dan mencurahkan peribadatan hanya untuk Allah semata serta membatalkan kesyirikan, niscaya Allah pasti akan menolong mereka dan memberikan kejayaan. Allah Ta’ala berfirman : </span></div><div class="MsoBodyText"><br />
</div><div class="MsoBodyText" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">وَاعْتَصِمُوا</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">بِحَبْلِ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">اللهِ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">جَمِيعًا</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">وَلاَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">تَفَرَّقُو</span></b><b><span dir="LTR" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"></span></b></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 27pt;"><span dir="RTL"></span><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span>“</span></i><i><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai”. </span></i><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">(QS. Ali ‘Imran :103)</span></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 27pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Hanya dengan menegakkan tauhid dan berpegang teguh dengan tali agama Allahlah kaum muslimin akan kembali meraih kejayaan.</span></div><div class="MsoBodyText" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">وَأَطِيعُوا</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">اللهَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">وَرَسُولَهُ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">وَلاَتَنَازَعُوا</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">فَتَفْشَلُوا</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">وَتَذْهَبَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">رِيحُكُم</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 27pt;"><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span>“<i>Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasulnya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu.” </i>(QS. Al-Anfal: 46)<span dir="RTL" lang="AR-SA"></span></span></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 27pt;"><b><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Imam Syabi’ berkata</span></b><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"> : “Tidaklah sebuah umat berselisih setelah Nabi mereka kecuali ahli batil (musuh) akan mengalahkan ahli haq (kaum muslimin)”. (lihat Siyar Alam Nubala’ (4/311) karya Dzahabi)</span></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 27pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Rasulullah </span><i><span style="font-family: 'AGA Arabesque'; font-size: 14pt;">shalallahu alai wa sallam</span></i><span style="font-family: 'AGA Arabesque'; font-size: 14pt;"></span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"> bersabda :</span></div><div class="MsoBodyText" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">وَكُونُوا</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">عِبَادَ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">اللَّهِ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 18pt;">إِخْوَانًا</span></b><span dir="LTR"></span><b><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 18pt;"></span></b></div><div class="MsoBodyText"><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span>“<i>Dan jadilah hamba- hamba Allah yang saling bersaudara</i>“.(HR. Muslim no. 2564)</span></div><div class="MsoBodyText"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"> Dan ketahuilah persaudaraan seorang muslim dengan muslim lainnya ibarat bangungan yang kokoh yang menguatkan satu bagian dengan bagian yang lainnya.</span></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 27pt;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Semoga Allah Ta’ala memberikan taufiq dan petunjuk kepada kita untuk mengambil sebab-sebab datangnya pertolongan atas orang yahudi dan nashara serta seluruh musuh-musuh Islam, yang mana pada hari itu kaum mukminin bersuka cita akan pertolongan Allah dan meraih kembali kejayaan Islam.</span></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 27pt;"><i><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Wallahu a’lam bisshowab.</span></i><i><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;"></span></i></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 27pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 14pt;">Menukil dari buletin alminhaj</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div>al ukhuwahhttp://www.blogger.com/profile/18012394358450050607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8450425188895241449.post-7507667971830716942011-10-26T07:38:00.001+07:002011-10-26T22:36:05.607+07:00MEMPERBANYAK MENGINGAT MATI<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">Dunia tidak abadi, dan pasti akan binasa, begitu juga dengan penghuninya, manusia, Ya, kematian adalah akhir dari yang kehidupan, termasuk manusia. Tidak ada tempat berlari dan bersembunyi dari kematian. seseOrang bisa saja berlari dari sesuatu tapi tidak dengan kematian, walaupun ia bersembunyi di balik benteng yang ko-koh, Mendaki langit dengan alat canggih tidak akan bisa menghindarkan seseorang dari kematian. Firman Allah Subhanahu Wata’ala :</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">Firman Allah Subhanahu Wata’ala :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arabic11 BT"; font-size: 18pt;">أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ </span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><i><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, ken-datipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh."</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;"> (An-Nisa`: 78). </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">Ajal kematian setiap manusia telah ditulis oleh Allah pada saat dia masih berupa janin di dalam rahim ibunya dalam umur seratus dua puluh hari, kematian itu ditulis bersamaan dengan rizki, amal, kebahagiaan, dan kesengsaraannya. </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arabic11 BT"; font-size: 18pt;">وَمَاتَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ </span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><i><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">"Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati."</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;"> (Luqman: 34). </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">Oleh karena itu, ketika ajal datang, dia merasa tidak mungkin selamat darinya. Maka dalam kondisi tersebut dia berharap diberi peluang dan kesempatan untuk memper-baiki apa yang selama ia lalaikan apa yang selama ini ia tinggalkan, akan tetapi nasi sudah menjadi bubur. Waktu yang berlalu tidak mungkin diputar ulang dan penyesalan selalu datang di belakang. </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">Firman Allah Subhanahu Wata’ala :<a name='more'></a></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arabic11 BT"; font-size: 18pt;">حَتَّى إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتَ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ . لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلآ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا وَمِن وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ </span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><i><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, 'Ya Rabbku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan.' Sekali-kali tidak. Sesungguh-nya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan."</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;"> (Al-Mu`mi-nun: 99-100). </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">Agar penyesalan seperti ini tidak terjadi pada kita, maka yang mesti kita lakukan adalah memanfaatkan detik-detik umur dengan mengisinya dengan kebaikan, karena itulah satu-satunya bekal bagi kita di perjalanan panjang, di mana awalnya adalah kematian. Dengan mengingat kematian, lebih-lebih memperbanyak-nya, mendorong seorang Muslim untuk mempersiapkan bekal guna menyongsong datangnya kematian, karena dia sadar, bahwa dirinya pasti akan mati. </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">Karena hikmah inilah, maka Rasulullah mengajak kita memperbanyak mengingat kematian. </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arabic11 BT"; font-size: 18pt;">أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ. </span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><i><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">"Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yakni kematian.</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">" </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">Imam ad-Daqqaq berkata, "Barangsiapa memperbanyak mengingat mati, dia dikaruniai tiga perkara: Menyegerakan taubat, hati yang qana'ah, dan semangat beribadah." (<i>At-Tadzkirah,</i> al-Qurthubi 1/23). </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">Lalu faktor-faktor apa sajakah yang membantu seorang Muslim agar dia tidak melupakan kematian? <br />
<br />
<b>Pertama : Ziarah kubur</b> <br />
Ia merupakan faktor penting yang mengingatkan seseorang akan kematian, penziarah akan menyadari bahwa dirinya akan menyu-sul dalam waktu yang tidak jauh, nasibnya akan sama dengan orang-orang yang diziarahinya. Keadaan ini membuatnya bersiap diri sebaik mungkin untuk menghadapinya. </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, berkata :</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arabic11 BT"; font-size: 18pt;">اِسْتَأْذَنْتُ رَبِّيْ فِي أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا، فَلَمْ يَأْذَنْ لِيْ، وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِي أَنْ أَزُوْرَ قَبْرَهَا، فَأَذِنَ لِيْ، فَزُوْرُوا الْقُبُوْرَ، فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ. </span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><i><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;"> “Aku meminta izin kepada Rabbku untuk memohon ampun buat ibuku tetapi Dia tidak mengizinkanku. Dan aku meminta izin untuk berziarah ke kuburnya dan Dia mengizinkanku. Maka berziarah kuburlah, karena ia mengingatkan mati."</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;"> (HR. Muslim. <i>Mukhtashar Shahih Muslim,</i> no. 495). </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">Imam al-Qurthubi berkata, "Para ula-ma berkata, 'Tidak ada sesuatu yang lebih bermanfaat bagi hati dari-pada ziarah kubur, lebih-lebih jika hati tersebut membatu." <br />
<br />
<b>Kedua : Mengingat sakaratul maut dan merenungkannya.</b> <br />
Sakaratul maut adalah saat-saat yang berat bagi seorang Muk-min, karena inilah momen yang menentukan baginya, apakah dia meraih husnul khatimah atau sebaliknya su`ul khatimah. Marilah kita menyimak gambaran sakaratul maut yang dipaparkan oleh al-Qur`an. Firman Allah Subhanahu Wata’ala :</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arabic11 BT"; font-size: 18pt;">كَلآ إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arabic11 BT"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>. وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ . وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ . وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ . إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ </span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><i><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">"Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sam-pai ke kerongkongan, dan dikatakan (kepadanya), 'Siapakah yang dapat menyembuhkan?' Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertautnya betis (kiri) dan betis (kanan), kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau." </span></i><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">(Al-Qiyamah: 26-30). </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;"><br />
<b>Faktor Ketiga : Memahami hakikat kehidupan dunia dan hakikat kehidupan Akhirat.</b> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;"><br />
Simaklah perbandingan akhirat dengan dunia seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah di mana beliau bersabda :</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arabic11 BT"; font-size: 18pt;">وَالله ، مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هذه -وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَابَةِ- فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ. </span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><i><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">"Demi Allah, dunia dibandingkan dengan akhirat tidak lain seperti salah seorang darimu mencelupkan jarinya ini dan Yahya memberi isyarat dengan telunjuknya ke laut. Lihatlah air yang menempel di jarinya."</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;"> (HR. Muslim dari al-Mustaurid bin Syaddad,<i> Mukh-tashar Shahih Muslim </i>no. 2082). </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arabic11 BT"; font-size: 18pt;">اللهم إِنَّ الْعَيْشَ عَيْشُ الآخِرَةِ. </span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><i><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;">"Ya Allah, sesungguhnya kehidupan adalah kehidupan akhirat."</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12pt;"> (HR. al-Bukhari dari Anas,<i> Mukhtashar Shahih al-Bukhari </i>no. 1167). <o:p></o:p></span></div>al ukhuwahhttp://www.blogger.com/profile/18012394358450050607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8450425188895241449.post-31750049750095874142011-02-21T07:18:00.002+07:002011-10-26T22:36:05.607+07:00Dunia kehidupan sementara<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;">Bertaqwalah kepada Allah! Takutlah akan kepedihan siksaan-Nya serta renungkanlah firman-Nya:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-US">“Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia menipu dirimu, dan jangan (pula) pendusta (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah". </span></i></span><span lang="EN-US" style="font-size: large;">(QS. Lukman: 33)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;">Allah telah memperingatkan dengan tegas akan bahaya dua fitnah yang akan menyebabkan seorang hamba lalai untuk menyiapkan bekal menuju alam yang kekal, dua fitnah ini yaitu fitnah kehidupan dunia dan fitnah tipu daya syaiton.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;">Betapa banyak kita jumpai di dalam <i>kitabullah</i> peringatan-peringatan tegas terhadap bahaya tertipu kehidupan dunia, ayat-ayat yang menyebutkan rendahnya kehidupan dunia serta cepatnya kehancuran dunia.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;">Ketahuilah! Dunia merupakan tempat untuk menebus akhirat, tempat mencari bekal menuju surga atau tempat yang akan menjerumuskan manusia kelembah api neraka. Bukan untuk menumpuk harta dan bersenang-senang saja.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;">Wahai manusia yang terhina mencari dunia, wahai manusia yang tertipu dengan kepalsuan indahnya dunia! Karena apa engkau terhina? Mengapa engkau tertipu kehidupan dunia? Apakah karena kemewahan hidup orang tuamu? Apa karena hartamu yang melimpah? Apakah karena istanamu yang megah? Maka renungkanlah, betapa banyak manusia yang mewarisi harta yang banyak tetapi tidak ada gunanya! Betapa banyak manusia yang tertimpa penyakit yang sangat mengharapkan kesembuhan padahal kehidupan mereka bergelimang dengan harta benda! Apakah mereka merasa bahagia dengan dunia yang telah mereka punya? Tidak! Sekali kali tidak! Akan tetapi dunia hanyalah tempat ujian dan cobaan.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;">Maka, ketahuilah! Semoga kalian mendapat petunjuk, bukanlah kehidupan dunia serta melimpahnya harta benda sebagai bekal yang harus dipunya, akan tetapi bekal yang paling utama adalah taqwa. </span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-US">“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa”</span></i></span><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> (QS. Al-Baqarah: 197)<a name='more'></a></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;">Allah telah mengkhabarkan apa guna sesungguhnya dari harta yaitu sebagai alat untuk membantu menegakkan hak-hak Allah dengan mengerjakan shalat dan juga untuk membantu penegakan hak-hak sesama hamba yaitu dengan menunaikan zakat. Bukan untuk dihambur-hamburkan atau sekedar untuk bersenang-senang saja seperti kehidupan binatang yang tak memikirkan balasan yang akan diterima”</span></div><div class="MsoBodyText2"><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> Ketahuilah bahwasannya Allah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: large;">I</span><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> banyak sekali menyebutkan celaan dan ancaman bagi orang-orang yang lebih mementingkan kehidupan dunia yang hina dari pada kehidupan akhirat. Di banyak tempat di dalam kitab-Nya yang mulia, Allah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: large;">I</span><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-US">“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal<span dir="RTL"> </span>(nya)”. </span></i></span><span lang="EN-US" style="font-size: large;">(QS. An-Naaziat: 37-38)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> Pada zaman sekarang ini, banyak kita jumpai manusia-manusia yang lebih mendahulukan kehidupan dunia dari pada akherat. Mereka menyibukkan diri dalam pergadangan tapi sepi ketika diseru untuk menuju masjid, berbondong-bondong mencari dunia tapi jarang sekali yang pergi menuntut ilmu syar’i, mereka sabar ketika berhadapan dengan kerugian di dunia tetapi keluh kesah menghadapi cobaan dalam ketaatan, mereka marah ketika dikurangi hak-haknya di dunia tetapi tidak peduli ketika ada pencela agama. Ini semua disebabkan kecintaan manusia terhadap dunia secara berlebihan. Mereka tidak lagi memperhatikan antara perintah dan larangan, tidak mau tahu perkara yang dibolehkan dan yang diharamkan. Maka mereka melanggar larangan-larangan Allah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: large;">U</span><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> hanya karena menginginkan gemerlapnya kehidupan dunia, mereka terjatuh pada jual beli riba, menipu, curang dan lain sebagainya. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> Rasulullah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: large;">r</span><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> mengkhabarkan bahwa dunia adalah hijau, indah dan sejuk untuk dipandang serta membuat siapa saja tertarik untuk menjamahnya, akan tetapi, beliau memerintahkan agar seseorang takut tertimpa fitnah dunia serta bahaya-bahaya yang ada di dalamnya. Rasulullah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: large;">r</span><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic";">إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-US">“Sesungguhnya dunia manis dan hijau menyenangkan, Allah telah menjadikan kalian pemimpin yang memakmurkannya. Maka Allah melihat bagaimana amalan-amalan kalian. Takutlah kalian dari fitnah dunia dan fitnah wanita, karena awal fitnah yang menimpa bani israil adalah pada wanita” </span></i></span><span lang="EN-US" style="font-size: large;">(HR. Muslim dan selainnya)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> Apabila kita mau merenung sebentar, apa yang telah kita usahakan dengan susah payah, mengorbankan sebagian besar waktu kita, maka ketahuilah! Kita tidak akan memperoleh apa yang kita usakan kecuali apa yang memang telah Allah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: large;">I</span><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> tulis dan tetapkan bahwa itu adalah bagian kita. Akan tetapi kita tidak boleh tenang-tenang saja, kita wajib berusaha untuk mendapatkan apa yang memang telah ditulis dan ditetapkan bagi kita.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> Para sahabat –semoga Allah meridhoi mereka semua– telah memperingatkan bahaya fitnah dunia. Mereka menjauhi yang namanya harta benda kecuali hanya untuk membantu amalan yang mereka kerjakan. Lihatlah bagaimana keadaan sahabat Mush’ab bin Umair, sebelum ia masuk islam, ia adalah pemuda yang paling berkecukupan, segala yang ia minta pasti ia dapatkan, akan tetapi ketika islam telah membelai hati nuraninya maka ia menjadi seorang yang sangat zuhud terhadap kehidupan dunia, ia lebih memilih kehidupan akherat yang mulia dari pada kehidupan dunia yang hina. Baju yang ia gunakan penuh dengan tambalan, padahal dahulu pakaiannya adalah pakaian terbaik yang pernah ada. Bahkan ketika beliau syahid, terbunuh di perang Uhud tidaklah ia mempunyai kain sebagai kafan kecuali kain yang ia kenakan. Kalau kepalanya ditutup akan terbukalah kakinya dan jikalau kakinya yang ditutup maka akan terbukalah kepalanya. Lihatlah! Bagaimana para sahabat Nabi bersikap zuhud terhadap kehidupan dunia? Bagaimana mereka lebih mementingkan kehidupan akherat dari pada dunia? Tidak maukah kita mencontoh mereka, ummat terbaik dari seluruh umat manusia?</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="EN-US">Kaum muslimin yang dirahmati Allah.</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> Coba renungkan! Bagaimana keadaanmu sekarang! Betapa banyak jalan yang dilapangkan kepadamu untuk mencapai dunia, kekayaan dan harta benda! Akan tetapi, sudah berapa banyak hartamu yang kau gunakan untuk menebus kehidupan akhirat? Apa yang telah kau gunakan untuk mendapatkan kenikmatan-kenikmatan surga? Coba bandingkan! Banyak mana antara harta yang kau punya dengan harta para sahabat yang zuhud dengan dunia? Lalu, apa yang telah kau persembahkan untuk mendapatkan surga? Allah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: large;">I</span><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;"><i>“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka gembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam putus asa”.</i> </span><span lang="EN-US" style="font-size: large; font-style: normal;">(QS.Al-An’am: 44)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;">Apakah kita termasuk orang-orang yang lupa akan peringatan-peringatan Allah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: large;">I</span><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> disebabkan kesenangan-kesenangan yang telah diberikan kepada kita? Maka, takutlah kalian kepada siksaan Allah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: large;">U</span><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> yang datang tiba-tiba dan tidak disangka-sangka. </span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;">Ketahuilah wahai kaum muslimin! Bahwasannya di dalam harta-harta yang kalian punya, dalam kehidupan di dunia terdapat fitnah dan cobaan agar nampak siapakah yang paling baik amalannya bukan untuk berbanyak-banyakan harta. Oleh karena itu, renungilah dan pikirkanlah firman Allah:</span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; text-indent: 0cm; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="text-align: justify; text-indent: 0cm;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-US">“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanya sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”. </span></i></span><span lang="EN-US" style="font-size: large;">(QS.Al-Anfal: 28)</span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;">Ya! Di dalam harta kalian, anak-anak kalian dan istri-istri yang kalian cintai terdapat fitnah, ujian dan cobaan. Sebagai cobaan agar kelihatan mana di antara manusia yang terbagus amalnya, bukan untuk digunakan bersenang-senang dan dihambur-hamburkan.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="text-align: justify; text-indent: 0cm;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="EN-US"><br />
</span></b></span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;">Seorang yang hanya mementingkan kesenangan-kesenangan dunia, sibuk mencari harta dan lalai dari urusan agama maka orang seperti ini tidak selamat dari fitnah dunia dan dia termasuk hamba harta, hamba dinar, hamba dirham dan termasuk orang yang celaka:</span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; text-indent: 0cm; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic";">تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ وَالْخَمِيصَةِ إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ</span></b><b><span dir="LTR" lang="AR-SA"> </span></b></span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="text-align: justify; text-indent: 0cm;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-US">“Celaka hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba baju dan pakaian, apabila ia diberi ia ridho dan jika tidak diberi ia merasa tidak ridho” </span></i></span><span lang="EN-US" style="font-size: large;">(HR.Bukhori dan selainya)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> Wahai manusia! Perhatikanlah sabda Rasulullah di atas! Apakah kita termasuk dari hamba dunia, hamba harta, hamba dinar, dirham dan pakaian sehingga kita termasuk orang-orang yang celaka. Takutlah kalian semua kepada ancaman Rasulullah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: large;">r</span><span lang="EN-US" style="font-size: large;">, takutlah kepada harta, takutlah kalian terhadap fitnah dunia!</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> Ketahuilah! Bahwasannya kalian tidak akan membawa harta-harta kalian ke dalam kubur setelah kematian. Harta yang kau cari dengan susah payah akan kau tinggalkan untuk orang yang masih hidup di dunia. Dan yang ada padamu setelah kematianmu hanyalah perjalanan yang panjang dan hanya ditemani amalan-amalan yang telah engkau kerjakan.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> Lalu, pantaskah kita menjadi manusia rakus yang selalu menimbun harta, mencari kehidupan dunia yang fana, selalu bersusah payah mengejar cita-cita tak berguna, dengan rela mengorbankan agama, menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang tak ada manfaatnya. Ingatlah wahai kaum muslimin, ingatlah! Apa yang kau cari dan apa yang kau punya di dunia pasti akan binasa. Semoga Allah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: large;">I</span><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> menyelamatkan kita dari fitnah dunia.</span></div><span style="font-size: large;"><br />
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> Setelah kita mengetahui bahwasanya dunia adalah fana, harta yang ada pada kita pasti akan binasa, maka wajib bagi kita untuk segera beramal, segera memperbaiki kesalahan-kesalahan kita, dan juga mengisi waktu yang masih tersisa dari hidup kita dengan amalan-amalan yang dapat menolong kita dari siksa api neraka. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;">Lalu tahukah kalian apakah kekayaan yang sebenarnya? Kesenangan yang dapat menolong pemiliknya baik di dunia maupun akherat? Yaitu kaya hati yang dipenuhi dengan keimanan. Rasulullah bersabda:</span></div><div class="MsoBodyText2" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic";">لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-US">“Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, akan tetapi kaya sebenarnya adalah kaya hati </span></i></span><span lang="EN-US" style="font-size: large;">(HR. Bukhori)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;">Wahai kaum muslimin! Isilah hari-harimu dengan hal-hal yang berguna, gunakanlah waktumu untuk mengerjakan ibadah-ibadah yang mulia. Ibadah yang jumlahnya lebih dari 70 cabang banyaknya. Karena barangsiapa dapat memanfaatkan waktunya dengan mengerjakan kebaikan maka ia telah mendapatkan keuntungan yang besar. Rasulullah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: large;">r</span><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic";">نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ الْفَرَاغُ وَالصِّحَّةُ</span></b><span dir="LTR" lang="AR-SA"> </span></span></div><div class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;"><i>“Dua nikmat yang kebanyakan manusia lalai dari memanfaatkan keduanya yaitu nikmat waktu luang dan nikmat kesehatan.</i></span><span lang="EN-US" style="font-size: large; font-style: normal;"> (HR.Bukhari, Tirmidzi dan selainya)</span></div><div class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-size: large; font-style: normal;"> Lalu, apa yang telah kita kerjakan di waktu luang yang kita punya, apakah bekal yang telah kita siapkan? Apakah berupa amalan kebaikan atau amalan-amalan keburukan yang akan membinasakan? Maka tidaklah pantas bagi kita untuk beramal kecuali amalan-amalan yang dicintai dan diridhai oleh Allah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: large; font-style: normal;">I</span><span lang="EN-US" style="font-size: large; font-style: normal;">.</span></div><div class="MsoBodyText" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: large; font-style: normal;">Lalu bagaimana kita menjalani kehidupan dunia ini? Rasulullah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: large; font-style: normal;">r</span><span lang="EN-US" style="font-size: large; font-style: normal;"> telah mewasiatkan dan memerintahkan agar kita hidup di dunia ibarat orang asing atau seperti musafir serta tidak menunda-nunda dalam beramal. Rasulullah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: large; font-style: normal;">r</span><span lang="EN-US" style="font-size: large; font-style: normal;"> bersabda:</span></div><div class="MsoBodyText" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: large; font-style: normal;"> </span><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic";">كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ</span></b><b><span dir="LTR" lang="AR-SA"> </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-US">“Jadilah engkau hidup di dunia seperti orang asing atau seorang musafir”</span></i></span><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> maka berkatalah Ibnu Umar: <i>“Apabila engkau berada di waktu sore maka janganlah engkau menunda-nundanya sampai besok pagi, dan jikalau engkau di waktu pagi hari maka janganlah engkau menunggu waktu sore, ambilah, gunakanlah kesehatanmu sebelum datang masa sakitmu, masa hidupmu sebelum tiba ajalmu”</i>(HR. Bukhori)</span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-size: large;">Oleh karena itu sepantasnya bagi kita untuk banyak memohon kepada Allah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: large;">Y</span><span lang="EN-US" style="font-size: large;"> agar dihindarkan dari bahaya fitnah dunia dan kita harus selalu ingat bahwasannya dunia hanyalah tempat ujian dan cobaan yang pasti, tanpa diragukan lagi benar-benar akan binasa.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US"> </span><span dir="RTL" lang="EN-US" style="font-family: "Traditional Arabic";"> </span><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic";">وَلاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ اْلعَظِيْمِ</span></b></span></div>al ukhuwahhttp://www.blogger.com/profile/18012394358450050607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8450425188895241449.post-31365731187528323282011-01-23T19:03:00.001+07:002011-10-26T22:36:05.607+07:00Keutamaan ilmu<span style="font-size: medium;">Abu Darda' berkata : "Belajarlah sebelum ilmu diangkat. ilmu diangkat dengan meninggalnya para Ulama'. Orang yang berilmu dan orang yagn menuntut ilmu memiliki kedudukan yang sama dalam hal pahala. sesungguhnya manusia itu hanya ada 2 (dua) : orang yang berilmu dan orang yang menuntut ilmu. Dan tidak ada kebaikan pada diri manusia selain keduanya". <i>seribu hikmah ulama salaf</i></span>al ukhuwahhttp://www.blogger.com/profile/18012394358450050607noreply@blogger.com0