Secara Umum, kehidupan tidak akan pernah lepas dari tantangan dan kesulitan. Ujian dan tantangan akan datang silih berganti. Tetapi, dibalik setiap ujian dan tantangan tersembunyi kesuksesan dan kebahagiaaan yang besar.
Menjalani hidup tidak sekedar apa adanya, hidup memilik i tujuan. Allah tidak menciptakan semua makhluk yang ada di muka bumi dengan sia-sia atau hanya sekedar hidup dan menikmati segala fasilitas duniawi yang Allah sediakan. Akan tetapi, kehidupan setiap manusia adalah sebuah perjalanan menuju satu tujuan mulia.
Tujuan yang ingin dicapai setiap orang sudah jelas, yaitu kebahagiaan didunia dan akhirat. Karena tujuan itulah, Allah menyediakan berbagai macam kenikmatan, seperti umur panjang, harta benda dan kekayaan, anak dan istri yang setia menemani dan lain sebagainya sebagai fasilitas untuk mencapai tujuan itu.
Betapa indahnya Allah menciptakan kehidupan dengan segala problematikannya. Betapa cintanya Allah kepada manusia sehingga Dia tidak memanjakan mereka dengan sekedar menikmati fasilitas kehidupan itu saja. Allah memberikan kebebasan kepada manusia, apakah dia ingin menjadi orang yang bahagia atau menjadi orang yang sengsara. Untuk dua tujuan itulah, dia menguji mereka dan memberi banyak tantangan agar mereka menjadi kuat dan tegar.
Ada seorang anak kecil yang masih duduk di bangku kelas empat Sekolah Dasar. Dia memilki Orang Tua yang saleh. Kedua Orang Tuanya mendidik dia untuk selalu tawakkal dan hanya berharap kepada Allah. Karena kekuatan pendidikan orang tuanya itulah, pada setiap berdoa kepada Allah ia berdoa: “Ya Allah, berilah aku rezeki yang banyak. Berilah aku kekuatan untuk bisa menjalani hidup yang lebih baik.” Begitulah isi doa yang selalu ia ucapkan.
Ibunya hanya seorang pedagang pisang goreng, sedangkan Ayahnya hanyalah seorang petani miskin. Pagi hari dia berangkat sekolah, di samping membawa buku-buku pelajaran, dia juga membawa rantang yang berisi pisang goreng buatan ibunya untuk dijual kepada teman-temannya di sekolah. Sepulang sekoah dia pergi ke sawah untuk membantu ayahnya di sawah. Itu adalah aktivitas rutinnya sehar-hari. Pada hari ahad, sehari penuh dia habiskan waktunya untuk menjual pisang goreng buatan ibunya.
Selama 20 tahun dia tetap dengan doanya itu. Dalam hati dia tidak pernah putus asa dan tidak pernah membayangkan bahwa Allah tidak mengabulkan doanya. Selama 20 tahun itu pula dia menjalani hidup dengan bekerja keras dan menabung dari keuntungannya.
Setiap hari dia bisa menabung paling sedikit Rp 2000,- (dua ribu rupiah) dari laba bersih penjualan pisang goreng ibunya setelah dikurangi biaya makan dan kebutuhan harian mereka sekeluarga. Setelah 20 tahun, dia memiliki tabungan sebesar empat belas juta rupiah.
Dengan dana tabungan itu, dia pun membuka usaha rumah makan dan mempekerjakan beberapa orang karyawan sehingga usaha rumah makannya berkembang pesat dan memperluas area pemasarannya dengan membuka cabang di beberapa kota besar.
Setelah meraih semua kesuksesan itu, doanya pun berubah. Dia berdoa: “Ya Allah, tolonglah aku untuk tetap ingat kepada-Mu dan mensyukuri semua nikmat-Mu serta melaksanakan ibadah dengan baik kepada-Mu, dengan rahmat dan karunia-Mu wahai yang Maha Pengasih Dan Maha Penyayang.”
Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari kisah ini ?
Anak petani miskin yang suka berdoa: “Ya Allah, berilah aku rezeki yang banyak. Berilah aku kekuatan untuk bisa menjalani hidup yang lebih baik.”
Apakah Allah mengabulkan doanya ? Berapa lama doa itu baru terkabulkan ? Apakah Allah memberi nya modal uang tunai sebesar empat belas juta lebih untuk membuka usaha rumah makan ?
Jangan pernah menghindari tantangan, melompatlah ke dalamnya dan taklukkanlah. Nikmatilah permainannya. Jika tantangan yang anda hadapi terlalu besar atau terlalu banyak, jangan menyerah. Kegagalan tidak boleh membuat anda lelah. Sebaliknya, atur kembali strategi anda. Temukanlah lebih banyak lagi keteguhan, pengetahuan dan bantuan.
Jika anda telah mencapai tujuan anda, rencanakanlah tujuan yang lebih besar lagi. Begitu kebutuhan pribadi atau keluarga anda terpenuhi, berpindahlah kepada tujuan kelompok anda, masyarakat bahkan umat. Sehingga kesuksesan anda pun menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya meski anda telah meninggal dunia.
Jangan menciptakan kesuksesan kemudian anda tidur nyenyak di dalamnya. Anda memiliki sumber daya, keahlian, dan kemauan untuk menciptakan kemajuan. Ingatlah bahwa Allah menyembunyikan nikmat-Nya yang luar biasa di balik setiap kesulitan dan tantangan. Sementara setan mengalihkan perhatian anda dari kenikmatan itu dengan menimbulkan rasa khawatir, waswas, takut gagal, minder dan tergesa-gesa dalam diri anda.
Jika Allah menginginkan seorang hamba menjadi orang yang kuat, dia akan mengujinya dengan ujian dan tantangan kesulitan yang berat. Kemampuannya mengatasi tantangan itulah yang akan menjadikannya kuat. Akan tetapi, kebanyakan manusia hanya menginginkan yang enak-enak saja, ketika mereka tertimpa sedikit kesulitan mereka mengeluh. Padahal, tidak semua yang enak akan mendatangkan kebahagiaan, seperti halnya tidak semua kesulitan akan membawa kesengsaraan.
Allah berfirman: “...boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bafgimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (Al Baqoroh: 216)
Tantangan dan kesulitan tidak selamanya buruk. Ia melatih kita untuk menjadi kuat dan tangguh. Ia mengasah pikiran kita untuk selalu mencari solusi dan cara untuk mengatasinya.
Belajarlah dari air bagaimana ia menerima lemparan batu. Ketika batu itu menyentuh permukaannya, ia membentuk lubang kecil dipermukaan air sesuai ukuran batunya. Akan tetapi, beberapa detik kemudian, permukaan air akan kembali datar seperti semula. Batu tidak meninggalkan bekas sedikit pun terhadap bentuk permukaan air. Justru masuknya batu ke dalam air akan menambah tinggi permukaannya.
Lihatlah layang-layang, jika dia tidak menantang angin, dia tidak akan bisa terbang melayang di udara. Dia akan tetap melayang di udara selama masih menantang angin. Jika angin yang menerpanya lebih keras dia bergerak menggoyang ke kanan atau kekiri kemudian naik ke atas, sesekali dia akan berputar ke bawah membentuk lingkaran kemudian kembali naik menanjak ke atas.
Tantangan dan kesulitan yang dihadapi seseorang adalah latihan yang akan memberinya kekuatan dan pengalaman. Seseorang yang tidak pernah menghadapi kesulitan atau tantangan, dia tidak akan pernah mengalami kemajuan.
Allah menjanjikan kebahagian bagi hamba-Nya yang beriman di dunia dan akhirat. Akan tetapi, Allah memberi syarat untuk meraihnya yaitu mujahadah (usaha). Allah tidak memberikan kebahagiaan secara “gratis”. Dia hanya memberikannya kepada mereka yang “lulus ujian.”
Pada prinsipnya, apa yang Allah sediakan di akhirat memiliki perbedaan yang lebih dari apa yang Allah berikan di dunia. Bagi mereka yang meraih kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dalam ketaatan kepada Allah, Allah menyediakan nikmat yang lebih membahagiakan di akhirat nanti.
Begitupun sebaliknya, mereka yang hidup sengsara dalam ketidaktaatan kepada Allah, mereka akan memperoleh siksa yang jauh lebih menyengsarakan dari kesengsaraan yang telah mereka derita di dunia.
Akhirat adalah masa depan, setiap orang pasti menginginkan masa depan yang lebih baik dan lebih membahagiakan dari masa sekarang. Hanya orang-orang yang melakukan amal perbuatan yang bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya (bermujahadah) saja yang dapat memperoleh kemajuan di masa depan, baik dunia maupun akhirat.
Adapun orang-orang yang merasakan kebahagian di dunia, tetapi di akhirat mereka hidup sengsara dan tersiksa. Mereka adalah orang-orang yang mengalami kemunduran dan kerugian. Kebahagiaan yang mereka raih di dunia hanyalah fatamorgana, karena tidak membawa kebahagiaan bagi mereka di akhirat. Kebahagiaan dunia yang sejati adalah bila kebahagiaan itu memberikan manfaat kebahagiaan yang lebih baik di akhirat nanti.
Modal yang diperlukan untuk memulai suatu kemajuan adalah kemauan, keberanian, dan pengetahuan. Sedangkan kekuatan untuk mempertahankannya adalah kejujuran, komitmen, inovasi dan kesabaran.
Tantangan dan kesulitan bukan untuk ditakuti atau dihindari, tapi harus dihadapi. Tantangan terkadang merupakan sesuatu yang bisa dinikmati, sehingga ada sebagian orang yang berpikir maju menciptakan tantangan untuk dirinya sendiri. Tantangan itu membuat mereka menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif, karena tantangan merupakan stimulus yang memancing kreativitas berpikir dan kemampuan menemukan solusi.
Disadur dari Sesegar telaga Kautsar
0 komentar:
Posting Komentar