Akibat lemahnya kaum muslimin
Sering kita jumpai pada zaman yang sudah renta ini seorang yang mengaku muslim, tetapi muslimnya hanya sebatas pengakuan lisan atau sekedar tulisan "islam" yang tertera di KTP-nya saja. Pada hakikatnya ia jauh dari nilai-nilai keislaman yang sebenarnya, shalat wajib jarang dilaksanakan bahkan ada juga yang shalatnya hanya 2 kali dalam setahun yaitu shalat hari raya idhul fitri dan idhul adzha saja, apalagi akhlaknya jauh dari panutan kita yaitu Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam, dalam pergaulan sehari-hari pun isinya hanya menyianyiakan waktu dan menghambur-hamburkan harta. Mungkin ini gambaran yang pas untuk muslim yang tidak kokoh dalam beragama.
Maka dampak yang ditimbulkan yang paling besar menimpa kaum muslimin adalah terjadinya kelemahan dan kehinaan pada mereka. Hal ini disebabkan karena mereka telah terjangkit penyakit ganas yang sulit diobati yaitu penyakit "wahn", cinta dunia dan takut mati sehingga mereka tidak berdaya di hadapan musuh-musuh mereka. Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
“Dan Allah akan menghilangkan rasa takut dan segan dari dada-dada musuh kalian dan Dia akan menimpakan ke dalam hati-hati kalian penyakit “Wahn” (kelemahan)”. Lalu ada yang bertanya, wahai Rasulullah apa yang dimaksud “Wahn” itu? Beliau menjawab: “Cinta dunia dan takut mati” Shohih dengan banyak jalan periwayatan. Hadits ini diriwayatkan oleh imam Abu Daud (4297) dari jalan ibnu Jabir. Juga diriwayatkan oleh imam Ahmad (5/278), Abu Nuaim dalam Hilyatul-Auliya’ (1/182) dari jalan Al-Mubarok bin Fadholah
Ketahuilah! Kaum muslimin tidak akan kembali di atas kejayaan kecuali mereka kembali ke jalan yang membuat Islam berada di masa keemasan pada zaman dahulu yaitu kembali kepada Al Qur'an dan As sunnah serta memahami agama seperti pemahaman salafus sholih, generasi yang paling mengetahui tentang hakikat agama yang dibawa oleh Rasulullah r. Sungguh benar perkataan Imam Malik Rahimahullah : “Umat ini tidak akan menjadi baik kecuali dengan (meniru) bagaimana generasi awalnya menjadi baik.”
Sesungguhnya kokoh di atas agama Islam dan selalu konsisten dengan manhaj yang benar adalah nikmat yang sangat agung yang Allah ta’ala anugerahkan kepada hamba-Nya. Dan ini merupakan sebagai simbol kecintaan Allah dan keridhoan-Nya.
Allah ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya :
"Dan seandainya kami tidak memperkokoh (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka. Jika terjadi demikian, maka sungguh, kami akan timpakan kepada kamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami" (QS. Al israa': 74-75)
Islam yang kokoh pada diri seseorang akan memotifasi dirinya untuk selalu mengerjakan hal-hal yang dicintai oleh Allah ta’ala, mendorong untuk mengerjakan perbuatan yang berhias dengan kebaikan dan amalannya pun akan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah ta’ala maupun Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam.
Berikut kami sampaikan kiat-kiat untuk menjadikan keislaman kita kokoh, di antaranya:
1. Menolong agama Allah ta'ala, Allah berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن تَنصُرُوا اللهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (QS. Muhammad: 7)
Menolong agama Allah adalah dengan menegakkan agama dalam diri sendiri kemudian menyebarkannya di tengah-tengah manusia. Serta menghancurkan syirik, bid'ah, khurafat serta penyakit-penyakit masyarakat yang lainnya.
Dan termasuk menolong agama Allah adalah menuntut ilmu syar'i. Karena hanya dengan ilmu agama yang benar seorang dapat membela agama Allah dari pengaruh bid'ah, subhat, khurofat, serta bahaya syirik. Dan termasuk dalam hal ini adalah jihad di jalan Allah dengan pedang. Dan lain sebagainya.
2. Berkata dengan ucapan yang baik.
Allah telah berfirman:
يُثَبِّتُ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي اْلأَخِرَةِ
"Allah meneguhkan (keimanan) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang kokoh dalam kehidupan dunia dan akhirat" (QS. Ibrohim : 27)
Ucapan yang baik mencerminkan bahwa diaseorang yang mempunyai kepribadian yang tinggi serta teguh dan konsisten dalam menjalankan perintah-perintah agama.
3. Berdoa kepada Allah ta’ala.
Allah berfirman menyebutkan do'anya orang-orang yang beriman:
قَالُوا رَبَّنَآ أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
"Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." (QS. Al Baqarah : 250).
Doa adalah senjata terampuh yang dimiliki kaum muslimin, maka barangsiapa yang berdoa hanya kepada Allah meminta agar Allah mengokohkan dan meneguhkan agamanya baik dalam perkataan atau perbuatan, niscaya Allah mengabulkan doanya dan menjadikan kokoh serta teguh keimanan dan agamanya.
4. Melaksanan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Seorang hamba yang baik dalam perkataannya, bagus amalannya serta taat terhadap perintah Rabbnya merupakan petunjuk bahwa ia seorang yang kokoh dalam beragama dan berpegangteguh dalam menjalankannya.
Allah berfirman :
وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا وَإِذًا لأَّتَيْنَاهُم مِّن لَّدُنَّآأَجْرًا عَظِيمًا وَلَهَدَيْنَاهُمْ صِرَاطًا مُّسْتَقِيمًا
"Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman) mereka. Dan kalau demikian, pasti kami berikan kepada mereka pahala yang besar di sisi kami.dan pasti kami tunjuki mereka jalan yang lurus" (QS. An nisa': 66-68).
Kemudian kiat agar kita kokoh dalam beragama yang selanjutnya adalah:
5. Mentadabburi (merenungi dan memikirkan) isi kandungan Al Quran.
Ketahuilah wahai kaum muslimin! Sesungguhnya poros agama Islam adalah Al Qur'an yang mana mempelajarinya merupakan sebab utama meraih keislaman yang sebenarnya dan keimanan yang terpatri dengan kuat di dalam jiwa. Karena seorang yang mentadaburi Al Quran pasti akan bertambah keyakinannya terhadap khabar-khabar yang ada di dalamnya. Allah menyatakan:
قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِن رَّبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
Katakanlah : "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur'an itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)" (QS. An nahl: 102)
6. Mengikuti jalan yang ditempuh orang-orang Sholih.
Allah I berfirman:
وَكُلاًّ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَآءِ الرُّسُلِ مَانُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَآءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
"Dan semua kisah-kisah dari rasul-rasul telah kami ceritakan kepadamu, yaitu kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan dan kokohkan hatimu, dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman" (QS. Huud: 120)
Inilah di antara hal-hal yang dapat mengokohkan dan meneguhkan keimanan dan keislaman kita, hal ini tidak terbatas pada perkara yang telah disebutkan di atas akan tetapi sangat banyak karena seluruh amalan yang mengandung kebaikan dan pahala merupakan perkara yang dapat mengokohkan dan menguatkan keimanan dan keislaman kita.
Sifat-sifat ini adalah sifat yang dimiliki At Thoifah Al Manshuroh (golongan yang mendapat pertolongan). Allah-lah yang telah menumbuhkan dan memberikan pertolongan serta menjanjikan kebersamaan (dalam ilmu dan pengawasan)-Nya kepada mereka, merekalah golongan yang mendapat keridhoan. Oleh karena itu, tidak akan tersisa bagi ahlul bid'ah maupun pengekor hawa nafsu kecuali hanya kesedihan, kedukaan serta siksaan yang pedih kepada thoghut-thoghut yang mereka mengganti nikmat Allah (agama Islam) dengan kekafiran.
Maka kemenangan dan kabar gembira hanyalah untuk orang-orang yang kokoh dalam menjalankan agama islam, meskipun orang-orang musyrik membencinya.
Yang menjadi pertanyaan, sudahkah keimanan dan keislaman telah kokoh terhunjam di hati kita? Ucapan dan amalan kita telah sesuai dengan Al quran dan As sunnah? Sudahkah keislaman dan keimanan kita mendorong diri kita untuk menjalankan seluruh perintah agama? Hendaklah ini menjadi renungan bagi kita semua.
Wahai kaum muslimin! Terakhir yang harus kita perhatikan, hindari hal-hal yang dapat melemahkan dan mengendurkan kualitas agama dan keimanan kita serta kerjakanlah semua amalan yang dapat menjadikan kokoh keislaman kita.
Dinukil dari : makalah berjudul Al Qabidh 'alal jamr oleh: Syaikh Salim bin 'Ied Al Hilali
dalam Majalah "Ommaty" edisi 21 Robi'ul akhir 1427 / 2006 Dengan tambahan dan pengurangan seperlunya.
0 komentar:
Posting Komentar